Pages

Senin, 10 Maret 2014

TUGAS 1 PEREKONOMIAN INDONESIA


1.     Pengertian Investasi

Investasi Adalah Mengeluarkan Sejumlah Uang Atau Menyimpan Uang Pada Sesuatu Dengan Harapan Suatu Saat Mendapat Keuntungan Financial.  Dalam Berinvestasi Berlaku Hukum Bahwa Semakin Tinggi Return Yang Ditawarkan Maka Semakin Tinggi Pula Risiko Yang Harus Ditanggung Investor. Investor Bisa Saja Mengalami Kerugian Bahkan Lebih Dari Itu Bisa Kehilangan Semua Modalnya. Hal Ini Mungkin Dapat Menjelaskan Mengapa Tidak Semua Investor Mengalokasikan Dananya Pada Semua Instrumen Investasi Yang Menawarkan Return Yang Tinggi Contoh Investasi Adalah Pembelian Berupa Asset Financial Seperti Obligasi, Saham , Asuransi. Dapat Juga Pembelian Berupa Barang Seperti Mobil Atau Property Seperti Rumah Atau Tanah.
Lebih Luasnya Investasi Dapat Berarti Pembelian Barang Modal Untuk Produksi Dalam Suatu Usaha Misalnya Pembelian Mesin. Bahkan Pemberian Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Karyawan Yang Membuat Lebih Mahir Dalam Bekerja Bisa Dikatakan Sebagai Investasi. Kesamaan Dari Semua Investasi Diatas Adalah Harapan Memperoleh Keuntungan (Gain) Di Kemudian Hari.
Investasi Yang Akan Kita Bahas Bahas Disini Adalah Investasi Berupa Asset Financial Dan Lquid Yang Terjadi Di Pasar Uang, Pasar Komoditi Berjangka Dan Pasar Saham Diantaranya : Saham, Obiligasi, Derivatif.

2.     Berikut Ada Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Investasi Yang Telah Saya Himpun Dalam Berbagai Sumber, Yaitu :

1.      Faktor-Faktor Sosial Budaya
Contoh Faktor Sosial Budaya Ini Misalnya Selera Masyarakat Terhadap Makanan. Orang Jawa Pedalaman Misalnya Lebih Senang Masakan Yang Manis Rasanya, Sementara Masyarakat Jawa Pesisiran Lebih Senang Masakan Yang Asin Rasanya.

2.Pengaruh Nilai Tukar
Secara Teoritis Dampak Perubahan Tingkat / Nilai Tukar Dengan Investasi Bersifat Uncertainty (Tidak Pasti). Shikawa (1994), Mengatakan Pengaruh Tingkat Kurs Yang Berubah Pada Investasi Dapat Langsung Lewat Beberapa Saluran, Perubahan Kurs Tersebut Akan Berpengaruh Pada Dua Saluran, Sisi Permintaan Dan Sisi Penawaran Domestik. Dalam Jangka Pendek, Penurunan Tingkat Nilai Tukar Akan Mengurangi Investasi Melalui Pengaruh Negatifnya Pada Absorbsi Domestik Atau Yang Dikenal Dengan Expenditure Reducing Effect. Karena Penurunan Tingkat Kurs Ini Akan Menyebabkan Nilai Riil Aset Masyarakat Yang Disebabkan Kenaikan Tingkat Harga-Harga Secara Umum Dan Selanjutnya Akan Menurunkan Permintaan Domestik Masyarakat. Gejala Diatas Pada Tingkat Perusahaan Akan Direspon Dengan Penurunan Pada Pengeluaran / Alokasi Modal Pada Investasi.
Pada Sisi Penawaran, Pengaruh Aspek Pengalihan Pengeluaran (Expenditure Switching) Akan Perubahan Tingkat Kurs Pada Investasi Relatif Tidak Menentu. Penurunan Nilai Tukar Mata Uang Domestik Akan Menaikkan Produk-Produk Impor Yang Diukur Dengan Mata Uang Domestik Dan Dengan Demikian Akan Meningkatkan Harga Barang-Barang Yang Diperdagangkan / Barang-Barang Ekspor (Traded Goods) Relatif Terhadap Barang-Barang Yang Tidak Diperdagangkan (Non Traded Goods), Sehingga Didapatkan Kenyataan Nilai Tukar Mata Uang Domestik Akan Mendorong Ekspansi Investasi Pada Barang-Barang Perdagangan Tersebut.

3.  Tingkat Inflasi
Tingkat Inflasi Berpengaruh Negatif Pada Tingkat Investasi Hal Ini Disebabkan Karena Tingkat Inflasi Yang Tinggi Akan Meningkatkan Resiko Proyek-Proyek Investasi Dan Dalam Jangka Panjang Inflasi Yang Tinggi Dapat Mengurangi Rata-Rata Masa Jatuh Pinjam Modal Serta Menimbulkan Distrosi Informasi Tentang Harga-Harga Relatif. Disamping Itu Menurut Greene Dan Pillanueva (1991), Tingkat Inflasi Yang Tinggi Sering Dinyatakan Sebagai Ukuran Ketidakstabilan Roda Ekonomi Makro Dan Suatu Ketidakmampuan Pemerintah Dalam Mengendalikan Kebijakan Ekonomi Makro.

4. Pendapatan Nasional Per Kapita Untuk Tingkat Negara (Nasional) Dan Pdrb Per Kapita Untuk Tingkat Propinsi Dan Kabupaten Atau Kota
Pendapatan Nasional Per Kapita Dan Pdrb Per Kapita Merupakan Cermin Dari Daya Beli Masyarakat Atau Pasar. Makin Tinggi Daya Beli Masyarakat Suatu Negara Atau Daerah (Yang Dicerminkan Oleh Pendapatan Nasional Per Kapita Atau Pdrb Per Kapita) Maka Akan Makin Menarik Negara Atau Daerah Tersebut Untuk Berinvestasi.

5. Kondisi Sarana Dan Prasarana
Prasarana Dan Sarana Pendukung Tersebut Meliputi Sarana Dan Prasarana Transportasi, Komunikasi, Utilitas, Pembuangan Limbah Dan Lain-Lain. Sarana Dan Prasarana Transportasi Contohnya Antara Lain :
Jalan, Terminal, Pelabuhan, Bandar Udara Dan Lainlain. Sarana Dan Prasrana Telekomunikasi Contohnya: Jaringan Telepon Kabel Maupun Nirkabel, Jaringan Internet, Prasarana Dan Sarana Pos. Sedangkan Contoh Dari Utilitas Adalah Tersedianya Air Bersih, Listrik Dan Lain-Lain.

3. Modal Merupakan Satu Syarat Utama Dalam Kemajuan Ekonomi.

      Modal Merupakan Salah Satu Syarat Utama Dalam Mencapai Kemajuan Ekonomi. Dengan Modal Itulah Para Pelaku Ekonomi Dapat Meningaktkan Kemampuan Produksinya, Dan Sebaliknya Kekurangam Modal Akan Menghambat Proses Produksi. Dan Tentunya Jika Hal Ini Dibiarkan Tentu Akan Menimbulkan Masalah-Masalah Yang Berkelanjutan.
      Peranan Modal Dalam Negeri Sangat Penting Bagi Pertumbuhan Ekonomi Negara. Melihat Perekonomian Indonesia Masih Rendah Akibat Krisis Yang Melanda Membuat Pemerintah Terdorong Untuk Mencari Sumber-Sumber Pembiayaan Pembangunan Baik Yang Berasal Dari Dalam Maupun Dari Luar Negeri. Kedudukan Penanaman Modal Dalam Negeri Yang Terpenting Adalah Pendapatan Nasional Karena Dapat Memanfaatkan Kekayaan Yang Dimiliki Oleh Pihak Negara. Fungsi Juga Sangat Penting Karena Merupakan Asset Negara Untuk Meningkatkan Pendapatan Dan Pertumbuhan Negara.
      Modal Investasi Mampu Mengurangi Kekurangan Tabungan Dan Melalui Pemasukan Peralatan Modal Dan Bahan Mentah, Dengan Demikian Menaikkan Laju Pemasukan Modal. Selain Itu Tabungan Dan Investasi Yang Rendah Mencerminkan Kurangnya Modal Di Negara Keterbelakangan Teknologi. Bersamaan Dengan Modal Uang Dan Modal Fisik, Modal Investasi Yang Membawa Serta Keterampilan Teknik, Tenaga Ahli, Pengalaman Organisasi, Informasi Pasar, Teknik-Tekink Produksi Maju, Pembaharuan Produk Dan Lain-Lain. Selain Itu Juga Melatih Tenaga Kerja Setempat Pada Keahlian Baru. Semua Ini Pada Akhirnya Akan Mempercepat Pembangunan Ekonomi Negara Terbelakang.
         Dalam Pembangunan Ekonomi Yang Maju, Modal Memegang Peranan Yang Penting. Akumulasi Modal Akan Menentukan Cepat Atau Lambatnya Pertumbuhan Ekonomi Yang Terjadi Pada Suatu Negara. Modal Tersebut Diperoleh Dari Tabungan Yang Dilakukan Masyarakat. Dengan Adanya Akumulasi Modal Yang Dihasilkan Dari Tabungan, Maka Pelaku Ekonomi Dapat Menginvestasikannya ke Sektor Riil, Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Penerimaannya. Akumulasi Modal Dan Investasi Sangat Bergantung Dengan Perilaku Menabung Masyarakat, Sementara Dilain Sisi Kemampuan Menabung Masyarakat Ditentukan Oleh Kemampuan Menguasai Dan Mengeksplorasi  Sumberdaya Yang Ada.
        Orang Yang Mampu Menabung Pada Dasarnya Adalah Kelompok Masyarakat Ynag Menguasai Dan Mengusahakan Sumber-Sumber Ekonomi. Perkembangan Zaman Dan Modernisasi Perekonomian Memelukan Modal Yang Besar. Negara Berkembang Biasanya Memiliki Kesulitan, Yaitu Kekurangan Modal. Hal Ini Disebabkan Tingkat Tabungan Dan Tingkat Pembentukan Modal Yang Rendah
Cara Untuk Mengatasi Kekurangan Modal, Pemerintah Menarik Investor (Dalam Maupun Luar Negeri) Untuk Bekerjasama. Peningkatan Investasi Yang Terjadi Diharapkan Tabungan Pemerintah Meningkat, Dan Jika Tabungan Pemerintah Meningkat, Modal Yang Dikumpulkan Negara Pun Lebih Banyak.



Sumber :
             - Http://Wartawarga.Gunadarma.Ac.Id/2011/12/Definisi-Investasi/
             - Http://Beritainvestasi.Wordpress.Com/Arti-Investasi/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About