Pages

Rabu, 27 November 2013

BISNIS INTERNASIONAL

TUGAS 7
1. Dalam bisnis internasional dikenal dua transaksi bisnis internasional, yaitu ;
a. Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul “NERACA PERDAGANGAN ANTAR NEGARA” atau “BALANCE OF TRADE”. Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner dagangnya. Dengan neraca perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai “NERACA PEMBAYARAN” atau “BALANCE OF PAYMENTS”. Dalam hal ini neraca pembayaran yang mengalami surplus ini sering juga dikatakan bahwa Negara ini mengalami PERTAMBAHAN DEVISA NEGARA. Sebaliknya apabila Negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya dengan Negara lain tersebut. Dengan demikian maka Negara tersebut akan mengalami devisit neraca pembayarannya dan akan menghadapi PENGURANGAN DEVISA NEGARA.
b. Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional (International Busines) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara lain, perusahaan lain ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri. Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan masuknya langsung dan melaksanakan kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan ekspor impor. Produk yang dipasarkan itu tidak saja berupa barang akan tetapi dapat pula berupa jasa. Transaksi bisnis internasional semacam ini dapat ditempuh dengan berbagai cara antara lain :
- Licencing
- Franchising
- Management Contracting
- Marketing in Home Country by Host Country
- Joint Venturing
- Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional tersebut diatas akan memerlukan transaksi pembayaran yang sering disebut sebagai Fee. Dalam hal itu Negara atau Home Country harus membayar sedangkan pengirim atau Host Country akan memperoleh pembayaran fee tersebut.
Pengertian perdagangan internasional dengan perusahaan internasional sering dikacaukan atau sering dianggap sama saja, akan tetapi seperti kita lihat dalam uraian diatas ternyata memang berbeda. Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol dilakukan oleh Negara sedangkan pemasaran internasional adalah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Disamping itu pemasaran internasional menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif serta lebih progresif dari pada perdagangan internasional.
Hal-hal Bisnis Perdagangan Internasional yang mempengaruhi dalam kehidupan:

1.Peningkatkan Kualitas Konsumsi
Perdagangan internasional memacu industri dalam negeri untuk lebihmeningkatkan mutu dan kualitas produksi agar dapat bersaing dengan barang- barang negara lain dan pasar internasional.
2.PerkembanganTeknologi
Butuh pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk menggunakan barang-barang impor. Pihak produsen luar negeri pun mengadakan bimbingan dan pelatihan sehingga pihak importir dalam negeri lebih paham mengenai teknologi.

Tingginya Resiko Perdagangan Internasional
        Bisnis perdagangan dalam negeri jauh berbeda di bandingkan dengan perdagangan internasional , karena sangatlah rumit dan kompleks. Kerumitan tersebut antara lain disebabkan karena adanya batas-batas politik dan kenegaraan yang dapat menghambat perdagangan, misalnya dengan adanya bea, tarif, atau quota barang impor.Selain itu, kesulitan lainnya timbul karena adanya perbedaan budaya, bahasa, mata uang, taksiran dan timbangan, dan hukum dalam perdagangan.


      Apabila suatu perusahaan  masuk dalam pasar internasional, maka harus mengerti benar tata cara dan perarturan dalam bisnis tersebut. Karena apabila perusahaan tidak mengerti benar tentang bisnis internasional, perusahaan tersebut bisa dikatakan gagal atau gulung tikar(bangkrut).
Berbeda dengan berbisnis dalam negeri,karena lebih mudah dalam komunikasi serta biaya nya lebih murah. Dan tidak ada perbedaan dalam hukum perdagangan.



Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/12/bisnis-internasional/
                  www.slideshare.net/.../resiko-besar-dalam-bisnis

Kamis, 21 November 2013

FRANCHISING PIZZA HUT

 TUGAS 6
FRANCHISING PIZZA HUT





Latar Belakang

Peluang pasar di bidang industri makanan semacam pizza ternyata sangat
terbuka luas. Terbukanya peluang ini disebabkan karena adanya pergeseran pola
konsumsi dan gaya hidup masyarakat perkotaan. Salah satu jenis usaha yang
terkait dengan penyediaan makanan jadi disertai dengan pelayanan adalah melalui
bisnis restoran pizza. Di Indonesia, restoran pizza yang pertama kali hadir adalah
Pizza Hut, tepatnya pada tahun 1984. Dengan kata lain Pizza Hut adalah pelopor
hadirnya restoran dengan hidangan asing berupa pizza di Indonesia karena melihat
peluang pasar variasi makanan alternatif yang sangat besar. Restoran Pizza Hut di
Indonesia ternyata begitu cepat berkembang, bahkan berkembang lebih pesat
dibandingkan dengan Pizza Hut di beberapa negara.
Saat ini jumlah restoran Pizza Hut di Indonesia sudah mencapai 125 restoran
yang tersebar di 22 propinsi. Bisnis ini memberikan kontribusi yang cukup besar
dalam menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat, dimana telah
menampung sekitar 5000 tenaga kerja pada tahun 2005 dan ditargetkan akan
menerima sekitar seribu tenaga kerja setiap tahunnya melalui pembukaan restoran
baru.











Di Bogor, restoran Pizza Hut juga berhasil memperoleh perhatian dari
konsumen dan pertama kali dibuka pada tahun 1992 yang berlokasi di Internusa
Plaza. Karena mengalami kebakaran pada tahun 1995, maka didirikan restoran
yang kedua di Jl. Raya Padjajaran 29. Kemudian didirikan dua restoran lagi
karena perkembangannya cukup pesat, yang berlokasi di daerah Padjajaran
Warung Jambu dan di daerah Cimanggu. Dengan demikian, saat ini terdapat tiga
restoran Pizza Hut di Kota Bogor dan menampung sekitar 150 tenaga kerja.
Namun, perkembangan dalam industri penyediaan pangan seperti restoran
Pizza Hut semakin berkembang. Hal ini dapat terlihat dari hadirnya sejumlah
restoran baru makanan jenis pizza. Kehadiran restoran-restoran pizza yang baru
ini menjadi suatu tantangan bagi Pizza Hut untuk meningkatkan kemampuan
bersaing serta memperluas pangsa pasarnya. Selain untuk menghadapi pesaing
dari restoran pizza sejenis, Pizza Hut juga perlu menghadapi persaingan yang
semakin ketat dalam industri penyediaan pangan dari berbagai jenis restoran
waralaba lain dengan produk yang berbeda-beda. Pizza Hut memerlukan strategi
pemasaran terbaik untuk mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Oleh
karena itu, diperlukan suatu studi yang mampu mempelajari dan menganalisis
bauran pemasaran restoran pizza dalam strategi pemasaran restoran Pizza Hut
untuk menghasilkan bauran pemasaran yang paling efektif untuk diterapkan oleh
  Pizza Hut dalam mengembangkan usahanya.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

MISI

1. Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bauran
    pemasaran perusahaan.
2. Menentukan prioritas bauran pemasaran perusahaan.
3. Merekomendasikan bauran pemasaran untuk diterapkan oleh perusahaan.
4. Mengetahui kegiatan yang dilakukan pada perusahaan tersebut
VISI
Membuat hasil laporan yang terbaik , atas apa yang diteliti mengenai pemasaran perusahaan Pizza Hut


Pembahasan:

1. Kegiatan
Kunci kesuksesan Pizza Hut dapat menembus pasar internasional merupakan hasil kerja keras yang didasari empat nilai budaya kerja yaitu integritas, keunggulan, pengembangan usaha dan keuntungan. Dalam membangun bisnisnya hingga mendunia Pizza Hut memiliki komitmen jangka panjang dalam mengembangkan bisnisnya, seperti selalu beradaptasi terhadap perkembangan trend, inovasi teknologi dan selalu berorientasi kepada pasar, serta melakukan riset berkala untuk memantau perkembangan bisnis baik dari sisi brand image maupun customer experience monitoring, serta mengembangkan budaya yang mendalam dan kokoh dimana setiap karyawan dapat membangun pola pikir yang berorientasi pada customer dan sales, memberikan brand differenation yang sangat kompetitif, menjalin kelancaran hubungan dengan karyawan dan konsumen, mempertahankan konsistensi hasil yang telah tercapai, yang pada akhirnya akan mewujudkan brand yang digemari oleh konsumen di dunia.
Ada tiga strategi bisnis yang dijalankan oleh Pizza HutStrategi pertama yaitu meluncurkan produk baru dengan menyajikan menu lengkap dan trendi, termasuk menciptakan berbagai pizza dan pasta rasa baru disertai aneka macam minuman. Kempleksitas dan ragam menu baru yang disediakan akan menjadikan proses pembuatan lebih lama dari biasanya. Karena itu, proses penyajian harus ditingkatkan kualitasnya. Untuk mempersingkat waktu penyajian, ada dua cara yang diupayakan. Cara pertama, berinvestasi di mesin – mesin produksi yang tepat dan cara kedua adalah menyingkat waktu penyajian dengan merekrut lebih banya karyawan.
Strategi kedua untuk merespon industri yang kompetititf, Pizza Hut memperluas sebaran penetrasi secara geografis. Dengan cara membangun lebih banyak gerai dengan atmosfer yang lebih bersahabat dan berkesan restoran keluarga. Strategi ketiga adalah meraih pelanggan baru dengan menawarkan berbagai paket makanan dengan harga terjangkau dengan tujuan membuat konsumen merasa senang dan ingin dating lagi.
Pizza Hut juga membenahi dari sisi people yang bertujuan untuk dapat berjalannya dengan baik ketiga strategi tersebut, Tim manajemen Pizza Hut menghabiskan banyak waktu untuk melatih karyawan yang tujuannya agar produk baru yang dibuat diimbangi dengan layanan baru, penyajian baru, dan kultur baru. Untuk karyawan yang bertugas melayani pelanggan, penampilan yang baik menjadi bagian yang tak terpisahkan. Pelatihan bagi karyawan front office sepertiwaitress dan kasir juga ditingkatkan. Bagi pegawai wanita bahkan ada pelatihan kecantikan setahun sekali yang digelar di masing – masing restoran oleh ahli kecantikan.
Agar tercipta kultur pelayanan yang baik, cara melayani pelanggan juga dibakukan dengan nama 10 moment of truthsyang diantaranya dengan memberi salam kepada konsumen, mencarikan meja, mempersilahkan konsumen untuk duduk, melayani pesanan, memberi tahu lamanya waktu tunggu, menindak lanjuti kedatangan (menghampiri meja konsumen secara berkala tanpa diminta untuk menanyakan kebutuhannya atau lebih dikenal dengan istilah double-checked), menawarkan menu penutup, menyiapkan bon tagihan dan mengucapkan terimakasih kepada setiap konsumen yang selesai makan.


Faktor – Faktor  yang menjadi alasan Pizza Hut menjalankan Tiga Strategi Bisnis yang Besar
Dalam perkembangan bisnisnya, Pizza Hut yang menjadi salah satu primadona makanan cepat saji di kalangan masayarakat tidak hanya mengandalakan factor internal yang sudah melopori kesuksesan bisnisnya. Namun, ada faktor – faktor eksternal yang juga ikut menggerakkan roda perekonomian bisnis Pizza Hut yang sampai sekarang masih tetapsurvive. Pertumbuhan pesat industri jasa makanan di belahan dunia, khususnya restoran cepat saji mengakibatkan adanya tantangan untuk para pebisnis dalam menawarkan produk makanan yang digemari masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Adanya tantangan pasar global semacam ini, mengakibatkan pebisnis Pizza Hut harus bisa mempertahankan keunggulan produknya dalam persaingan industry yang ketat. Penawaran terbaik yang dilakukan oeh Pizza Hut dalam memuaskan konsumen harus lebih unggul dibanding pesaing yang lain. Type of service yang dilakukan Pizza Hut berbeda dengan restoran makanan cepat saji lainnya yaitu dengan menggunakan ala carte service sehingga konsumen tidak perlu mengantri ke kasir untuk memesan menu yang ada.
Faktor demografis yang menyebabkan variasi penyebaran outlet pizza berada di berbagai Negara juga dipengaruhi oleh faktor sosial budaya. Budaya masing – masing Negara jelas berbeda, misalnya saja di Indonesia dengan Eropa, jumlah outlet Pizza Hut yang ada di Eropa lebih banyak dibandingkan di Indonesia. Hal ini desebabkan karena budaya orang – orang Eropa dalam memenuhi kebutuhan makanan pokok berbeda dengan budaya orang – orang di Indonesia. Makanan pokok orang Indonesia berupa nasi atau beras sedangkan di daerah Eropa adalah gandum atau roti. Sayuran yang digunakan dalam pembuatan toping pizza baru, disesuaikan dengan keinginan konsumen di setiap Negara. Tidak semua orang senang makan jagung dan tidak semua orang makan wortel. Namun produk jamur hampir selalu ada di setiap gerai Pizza Hut di seluruh dunia. Tradisi budaya yang menjadi kebiasaan di bebagai Negara memiliki perbedaan yang khas inilah yang mempengaruhi lingkungan suatu bisnis berkembang.
Dengan berkembang pesatnya Pizza Hut di berbagai belahan dunia, alasan ekonomi menjadi factor yang mendorong Pizza Hut bekerjasama dengan Pepsico. Kerjasama ini berhasil meraup keuntungan yang lebih besar bagi kedua belah pihak. Hingga Pizza hut dinobatkan sebagai “The Best Company to Work For” di Dallas by D magazine (Januari 2000) serta merupakan perusahaan nomor satu dalam rantai distribusi pizza di Amerika menurut Restaurant & Institutions “2001 Choice in Chains” survey. Pizza Hut juga dikenal sebagai pemimpin pasar dengan penjualan $25 milyar pizza category semenjak tahun 1971.
Kondisi persaingan yang semakin ketat juga mendorong pizza hut untuk berupaya mengenalkan merek (brand)produknya ke pasar global yang bertujuan agar merek patennya dikenal baik oleh konsumen, bahkan hingga familiar dengan merek Pizza Hut. Pengenalan merek ini akan sangat mempengaruhi niat beli konsumen. Merek Pizza Hut yang mampu mengembangkan citra kualitasnya menjadikan harapan konsumen tentang kualitas produk yang sama di semua tempat penjualan dengan merek yang sama. Merek dan kebijakan yang tidak konsisten akan menurunkan citra merek tersebut. Konsistensi dan standarisasi merupakan faktor yang kritis sehingga konsumen sering menjadi setia pada merek. Pizza Hut telah melakukan pengenalan dengan baik di wilayah pasarnya dengan kualitas yang sama sehingga manfaat utama pengenalan merek sebagai penciptaan pelanggan yang loyal dapat tercapai. Namun, pengenalan merek yang baik belum tentu dapat meningkatkan niat beli konsumen karena adanya pesaing restoran pizza yang lain.
Faktor teknologi yang memengaruhi pizza hut dapat bersaing di pasar global adalah adanya produk yang baru dengan menu yang lengkap dan harga yang standart. Tidak hanya pizza rasa baru yang ditawarkan di gerai Pizza Hut, namun ada menu baru yang bervariasi seperti pasta, salad, camilan seperti potato wedgesbruschetta, cake, soup dan variasi minuman baru. Hal ini tidak luput dari adanya teknologi baru yang akan selalu dikembangkan oleh Pizza Hut. Selain adanya teknologi baru, Pizza Hut juga memodifikasi teknologi pengolahan menu lama yang hampir hilang dari peredaran permintaan konsumen seperti modifikasi pizza seafoodlovers menjadi splitza. Pizza Hut tidak henti – hentinya dalam mengkreasikan teknologi inovasi pengolahan maupun pembuatan pizza. Semua ini dikarenakan untuk memepertahankan eksisternsi yang telah dicapai oleh Pizza Hut. Salah satu tekologi pengolahan Pizza Hut yang sampai sekarang masih digemari oleh konsumennya adalah stuffed crust. Selain, inovasi teknologi pengolahan, Pizza Hut juga menerapkan teknologi sistem informasi yang dapat menunjang daya saing, diantaranya adalah berinvestasi pada sistem Point of Saledan operasi toko secara otomatis serta membuka toko secara on line (www.pizzahut.com) di jaringan internet. Teknologi sistem informasi ini dapat digunakan sebagai senjata untuk menjangkau konsumen dimana saja berada, sesuai dengan slogannya yaitu “to be wherever our customer are”.
2. Proses

Proses Produksi (Production Process)
Setelah pelanggan melakukan pemesanan, server segera menginput
daftar pesanan ke komputer yang telah diprogram khusus, kemudian print
out pesanan tersebut otomatis akan keluar di mesin printer kitchen dan
bar. Cooker segera membuat produk sesuai pesanan. Untuk produk pizza,
roti, ayam, lasagna, sup pustry, dimasak dalam mesin pemanggang yang
berjalan secara otomatis. Saat produk sudah keluar dari mesin
pemanggang berarti produk sudah masak, kemudian disajikan dan
diletakkan di pick up counter agar diambil oleh server untuk disampaikan
kepada pelanggan. Untuk produk pasta dimasak dengan kompor gas,
disajikan di piring kemudian diletakkan di pick up counter. Demikian
juga dengan bar man membuat minuman sesuai pesanan, kemudian
diletakkan di pick up counter.
30
Peralatan masak dan perlengkapan makan yang sudah kotor dicuci
oleh steward dengan menggunakan diswashing (mesin pencuci piring
otomatis) yang di dalamnya mencakup proses sterilisasi peralatan.
Seluruh proses produksi di restoran Pizza Hut sangat mengutamakan
kehigienisan karena adanya kesadaran bahwa usaha yang diijalankan
menyangkut produk konsumsi untuk dimakan sehingga faktor
kepentingan sangat penting.
Efektifitas dan efisiensi dari proses produksi Pizza Hut ini sangat
diperlukan bagi kelancaran proses distribusi, apabila terjadi hambatan
dalam proses produksi maka akan menjadi kendala dalam penyampaian
produk kepada pelanggan, sehingga mengurangi kualitas dari aspek
pemasaran perusahaan.

3. Keuangan
 
Pizza Hut adalah bisnis restoran franchise makanan internasional yang mengkhususkan pada pizza. Pizza merupakan makanan yang berasal dari Italia yang berbahan dasar roti yang berbentuk bulat datar dengan tambahan topping di atasnya. Dewasa ini, pizza sudah menyebar ke berbagai negara, sehingga setiap Negara mempunyai gaya atau ciri pizza tersendiri yang biasanya disesuaikan dengan selera rasa umum pada masyarakat setempat. Perusahaan Pizza Hut didirikan pada tanggal 15 Juni 1958 oleh dua pemuda bersaudara yaitu Dan Carney dan Frank Carney di Wichita, Kansas, USA. Tiga bulan setelah restoran tersebut didirikan, restoran tersebut telah menghasilkan pendapatan kotor sebesar US $700 sampai US $800 per minggu dan pada bulan Desember telah mencapai lebih dari US $1800 per minggu. Kesuksesan awal tersebut memberikan peluang kedua pendiri untuk membuka dua cabang restoran lagi. Kemudian pada tahun 1959 sistem waralaba (franchise) mulai dikembangkan dengan system Pure Franchising (Business Format Franchising) dimana pemberi waralaba (franchisor) memeberikan format lengkap mulai dari merek dagang barang dan jasa untuk dijual, perangkat manajemen, pengawasan mutu, jalur distribusi, dan pelayanan lainnya kepada pembeli waralaba (franchise). Sampai sekarang ini, Pizza Hut merupakan jaringan restoran pizza terbesar di dunia dengan hampir 12.000 restoran yang tersebar di 86 negara lebih di dunia. Hal ini disebabkan karena peluang pasar di bidang industri makanan cepat saji semacam pizza ternyata sangat terbuka luas. Terbukanya peluang ini disebabkan karena adanya pergeseran pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat perkotaan.
4. Hasil :


Kesimpulan:
Restoran pizza lebih memprioritaskan pengembangan usahanya lewat
pengembangan produk jasanya, baik dengan mengembangkan produk nyata
(tangible product) lewat makanan yang disajikan, maupun dengan
mengembangkan produk tidak nyata (intangible product) lewat orang atau
SDM yang memberikan pelayanan. Diharapkan dengan keberhasilan dalam
memberikan produk terbaik dan pelayanan lewat SDM yang terlatih maka
restoran mampu meraih pangsa pasar yang lebih luas.
Dalam pengembangan bauran promosi perusahaan restoran Pizza Hut
lebih memprioritaskan periklanan karena promosi lewat periklanan memberikan edukasi atau didikan yang lebih
mendalam mengenai informasi restoran kepada konsumen, sehingga
konsumen memiliki tingkat pengenalan yang lebih baik terhadap restoran.
Dalam pengembangan penetapan bauran harga untuk restoran pizza lebih
memprioritaskan penetapan harga berdasarkan hubungan dengan pelanggan
dengan tujuan untuk membina dan menjaga hubungan
jangka panjang dengan pelanggan. Hal ini terjadi karena kembali pada faktor
pertimbangan utama yaitu orientasi pada permintaan, dimana sumber
permintaan utama dari restoran pizza adalah pelanggan, maka restoran
sebaiknya menetapkan harga dengan penilaian apakah pelanggan merasa
harga yang dibayarkan olehnya sesuai dengan nilai yang diperolehnya dari
produk yang dibelinya dari restoran.
Dalam pengembangan bauran lini produk sebagai prioritas utama adalah
perentangan lini produk cara
menganekaragamkan produk dalam hal ukuran, harga, serta variasi jenis dan
rasa. Dengan demikian pelanggan memiliki peluang yang lebih luas untuk bisa
melakukan pemilihan produk yang sesuai dengan seleranya.
Distribusi makan ditempat (dine in) menjadi prioritas distribusi yang
pertama. Distribusi di tempat menjadi prioritas
utama karena lebih menguntungkan bagi konsumen, baik dari segi
pertimbangan lokasi, kualitas produk, maupun biaya yang harus dikeluarkan
oleh konsumen.
Dalam pengembangan bauran SDM,
Pelatihan karyawan menjadi
lebih penting, karena dalam melakukan proses produksi pada restoran dan
memberikan pelayan pada konsumen, memerlukan keterampilan dan keahlian
khusus yang tidak dimiliki oleh karyawan saat awal perekrutan, sebab
kemampuan dan keahlian tersebut tidak dipelajari secara umum.



Referensi:

-          www.pizzahut.com.au/franchise
-          bursafranchise.com/pizza-hut-indonesia.htm



Nama Pembuat Dari Makalah Ini :
·       Fathurrahman                              ( 23213299 )
·       Muhamad Muzani Sulaiman       ( 25213747 )
  • Syifa Fauziah                                  ( 28213763 )



 
DAMPAK POSITIF DARI FRANCHISING BAGI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
Dampak positifnya yaitu dengan adanya sistem franchising ini makin luasnya peluang lapangan kerja, dan dengan begitu setidaknya dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di indonesia. serta membuka peluang bisnis bagi para masyarakat yang ingin membuka bisnis dengan modal relatif rendah.




DAMPAK NEGATIF DARI FRANCHISING BAGI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

Banyak para pedagang kecil yang "gulung tikar" karena usahanya tidak laku akibat dari kalah bersaing dengan perusahaan waralaba tersebut.



KEUNTUNGAN DARI USAHA FRANCHISING

·                     Percepatan perluasan usaha, dengan modal relatif rendah
·                     Efisiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama
·                     Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi
·                     Menggantikan kebutuhan personel Franchisor dengan para operator milik    Franchisee (slim organization)
·                     Pemilik outlet bermotivasi tinggi karena menyangkut pengembalian investasi dan      keuntungan usaha




Rabu, 13 November 2013

SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI


TUGAS 5
Pengertian Produk secara Umum
adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output). Pengertian lain dari proses produksi adalah Upaya atau kegiatan menambah nilai dari suatu barang.

Secara Ekonomi, Produksi
adalah proses menghasilkan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber daya yang ada. Produksi tidak berarti menciptakan secara fisik sesuatu yang tidak ada, karena tidak seorang pun yang dapat menciptakan benda. Oleh karenanya dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat dikerjakan manusia hanyalah membuat barang-barang menjadi berguna,disebut “dihasilkan”. Contoh dari proses produksi adalah Produksi Garam, Produksi Busana Muslim, Busana Tempe, Produksi Suku Cadang Motor, Produksi Makanan Ringan dll.

Yang dimaksud dengan sistem adalah merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling terkait dan dan tergantung serta saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan bagi pelaksanaan kegiatan bagi pencapaian suatu tujuan tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem produksi dan operasi adalah suatu keterkaitan unsur-unsur yang berbeda secara terpadu, menyatu dan menyeluruh dalam pentransformasian masukan menjadi keluaran.
Sistem produksi tidak hanya terdapat pada industri manufaktur, tetapi juga dalam industri jasa seperti perbankan, asuransi, pasar swalayan dan rumah sakit. Sistem produksi dan operasi dalam industri jasa menggunakan bauran yang berbeda dari masukan yang dipergunakan dalam industri manufaktur.
Sebagai contoh suatu perusahaan telekomunikasi dalam pengoperasiannya membutuhkan modal untuk suku cadang dan komponen elektronik serta peralatan yang terdapat dalam suatu bangunan, disamping peralatan transmissi suara melalui sistem kabel, menara microwave, station, computers dan operator telepon. Contoh sistem Produksi dan Operasi adalah sebagai berikut :





Produksi dan Operasi
Masukan
Keluaran
        1.      Hotel
Resepsionis, Bell Boy, Laundry, Staff, Peralatan dan energi
Jasa menginap, layanan-menyenangkan kepuasan, Layanan Laundry
        2.      Pabrik Manufaktur
Peralatan, Perlengkapan, Tenaga Kerja, Energi dan Bahan Baku
Hasil Produksi

        3.      Universitas
Fakultas, Staff, Peralatan Pengetahuan Energi dan Pengetahuan
Mahasiwa yang di didik, Penelitian dan Pengabdian masyarakat dll.




Sistem produksi mempunyai masukan yang dapat berupa, bahan baku, komponen atau bagian dari produk, barang setengah jadi, formulir-formulir, para pemesan atau langganan dari para pasien. Keluaran dari sistem produksi dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi, bahan-bahan kimia, pelayanan kepada pembeli dan pasien, formulir-formulir yang telah selesai diisi dan diproses.


Sistem produksi yang sering dipergunakan dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :
1. Proses produksi yang kontinue (continuous process) - dimana peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur dengan memperhatikan urut-urutan kegiatan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan dalam proses telah distandardisir.
2. Proses produksi yang terputus-putus (intermitten process) - dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standar, tetapi didasarkan produk yang dikerjakan, sehingga peralatan produksi yang digunakan disusun dan diatur yang dapat bersifat lebih luwes ( flexible ) untuk dapat dipergunakan bagi menghasilkan berbagai produk dan berbagai ukuran.
3. Proses produksi yang bersifat proyek - dimana kegiatan produksi dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan produksi yang digunakan ditempatkan di tempat atau lokasi dimana proyek tersebut dilaksanakan dan pada saat yang direncanakan.
Setiap sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, sehingga dalam perusahaan sebagai suatu organisasi, sistem pengorganisasiannya terdiri dari beberapa subsistem, yang merupakan subsistem fungsional.


Ada 3 macam subsistem dalam perusahaan yang dapat dibedakan yaitu :
1. Sistem Perumusan Kebijaksanaan (Policy Formulating System) - Fungsinya adalah menyelarakan kebijaksanaan organisasi perusahaan yang mendasar dan menyeluruh dengan memproses dan mengolahserta menganalisis informasi yang mencerminkan keadaan perusahaan dan lingkungan sekarang ini , keadaan di masa depan bagi pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Sistem Pengendalian Umum (General Control System) - Fungsi utamanya adalah mengubah dan mentransformasikan informasi untuk dasar pengukuran, pengevaluasian dan pemantauan terhadap keberhasilan pelaksanaan kebijakan, strategi dan program perencanaan serta sekaligus memberikan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk perbaikan atau koreksi agar tujuan dan sasaran yang direncanakan dapat tercapai.
3. Sistem Pengorganisasian Antara (Intermediate Organisasi System) - Fungsinya adalah untuk memberikan dukungan pelayanan yang dibutuhkan oleh subsistem yang terdapat dalam organisasi perusahaan atau sekaligus mendukung sistem organisasi perusahaan. Dukungan pelayanan yang tekait dengan fungsi dari sistem ini termasuk pengendalian, pelimpahan wewenang, penyampaian saran dan keputusan serta dukungan pelayanan lainnya.
Pentransformasian informasi dalam sistem produksi dan operasi dapat dilakukan dengan menggunakan model-model matematis, terutama guna menggambarkan dan memprediksi hubungan fungsi-fungsi yang ada dalam sistem produksi dan operasi. Sebagai contoh penggunaan model-model matematis dalam sistem produksi dan operasi terdapat dalam pemecahan optimisasi produksi, optimisasi biaya produksi, optimisasi persediaan, optimisasi keseimbangan kapasitas dan lain-lain. Model-model yang digunakan sangat bermanfaat bagi penganalisisan dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.


Proses Produksi
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Sebelum membahas proses produksi, ada baiknya kita perlu mengetahui arti dari proses dan produksi.
Proses adalah cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Jadi
proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana) yang ada.
Jenis-jenis proses produksi itu sangatlah banyak. Tetapi yang umum terdapat 2 jenis proses produksi yaitu :
1. Proses produksi terus-menerus (continuous processes) adalah suatu proses produksi yang mempunyai pola atau urutan yang selalu sama dalam pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan.
2. Proses produksi terputus-putus (intermitten processes) adalah suatu proses produksi dimana arus
proses yang ada dalam perusahaan tidak selalu sama.




Sumber :   
www.pendidikanekonomi.com/2013/01/sistem-manajemen-operasi.html
               sites.google.com/site/manajemenoperasidanproduksi/
 

Blogger news

Blogroll

About