FILOSOFI AKUNTANSI
Akuntansi merupakan
ilmu perhitungan bisnis. Atau banyak yang menyebutnya bahasa bisnis. Karena
setiap jenjang bisnis manapun pastilah membutuhkan sebuah laporan keuangan yang
mendasarkan perhitungan akuntansi. Sehingga akuntansi menjadi bagian dari bisnis
itu sendiri.
Dengan teori yang
berlandaskan pada pola hitungan yang lumayan rumit dan dituntut ketelitian
seorang akuntan, akuntansi memerlukan sikap profesionalisme dan disiplin
tinggi. Sejak dibangku SMA dan Kuliah, seorang calon akuntan dibekali ilmu yang
mendalam dalam hal hitung-menghitung akuntansi. Tidak hanya menghapal prinsip
dasar, tetapi juga mampu memahami hakikat dari akuntansi secara baik, serta
dihimbau untuk mempunyai etika dan moral yang santun.
Sejarah mencatat,
perkembangan akuntansi berawal dari peradaban Babilonia, berlanjut ke Mesir
kuno dan Yunani Kuno, 3000 tahun sebelum masehi. Hal ini seiring dengan
perkembangan filsafat ditengah-tengah peradaban kuno yang sedang berkembang.
Sejak perdagangan mulai berkembang, sejak itu pula akuntansi lambat laun
semakin berkembang. Lewat kontribusi dan pemikiran ilmuwan berbagai bangsa,
akuntansi pun semakin modern.
Karena akuntansi adalah
ilmu sosial, ilmu yang mengkaji aktivitas antarmanusia, maka ilmu ini
berpedoman pada filsafat-filsafat para pemikir selama beberapa abad. Contohnya
dalam pencatatan transaksi akuntansi, kejujuran adalah harga mati. Jika
kejujuran tidak dipraktekan maka akan terjadi kesalahan-kesalahan berkelanjutan
dan merugikan para pemangku kepentingan.
Oleh karena itu, etika
moral dan filsafat kebaikan perlu dipupuk dalam diri seluruh akuntan modern
saat ini, karena tidak akan mungkin sebuah ilmu menjadi bermanfaat jika
implementasi filsafatnya tidak sejalan bersamaan. Karena itu filosofi dari
akuntansi adalah kejujuran, kedisiplinan, dan profesionalisme setiap akuntan
dalam bekerja. Bukan kewajiban, tapi kebutuhan.
MASA DEPAN AKUNTAN
Di Indonesia sendiri,
akuntan sangat diperlukan dalam berbagai bidang profesi pekerjaan. Di setiap
lini masyarakat maupun pemerintah, spesialisasi kerja akuntan dapat dikatakan
kurang. Hal ini sempat dilontarkan pihak Bank Indonesia bahwa mereka kekurangan
auditor untuk mengawasi bank-bank komersil di Indonesia, sehingga akhir-akhir
ini banyak terdapat kasus fraud atau kecurangan yang dilakukan oleh bank-bank
komersil. Kasus Citibank misalnya, karena adanya kesempatan, pegawai bank
tersebut pun melakukan tindakan kejahatan terhadap nasabahnya dengan membobol
dana mereka. Kasus seperti ini baru diketahui setelah nasabah yang lebih dulu
melaporkan. Sangat jelas bahwa pihak pengawas yang berkepentingan tidak bekerja
secara maksimal.
Secara kolektif profesi
akuntan sebagai auditor banyak diperlukan, ibarat perumahan jika tak ada
security yang menjaganya, kemungkinan maling dan perampok akan berkuasa.
Kebutuhan akan independensi seorang akuntan pun jelas diinginkan berbagai
pihak. Perusahaan besar yang memiliki andil terhadap perekonomian nasional,
pasti memiliki kewajiban pajak yang besar. Pemungut pajak (pemerintah) tak
ingin dipecundangi oleh mereka, karena akan merugikan perekonomian nasional,
dan tak lain caranya dengan memakai jasa akuntan yang kredibel dan dapat
dipercaya selain menggunakan akuntan pajak pemerintah.
Bahkan banyak
kasus-kasus kejahatan korupsi ditemukan oleh lembaga-lembaga pemeriksa
keuangan. Atau jika ada permasalahan hukum, akuntan dilibatkan. Solusi jitu
memperkerjakan akuntan pada beragam bidang merupakan kemajuan akuntansi dalam
era modern, saat ini. Apalagi jika standar akuntansi secara internasional
diterapkan, setiap negara mempunyai standar yang sama dan memudahkan bertukar
informasi keuangan secara global.
Sudah tak dapat
dipungkiri, profesi akuntan adalah yang relatif prospektif dalam kacamata
bisnis dan pemerintahan. Karena detil kepentingannya di atas ranah dunia kerja,
menjadi modal penting memilih pekerjaan. Namun, dituntut memahami hakikat
akuntansi yang sebenarnya. Profesional, jujur, adil, dan bebas KKN.
******
Contoh profesi yang
dapat digeluti lulusan sarjana atau diploma akuntansi:
1. Kepala Departemen
Akuntansi,
2. Akuntan Publik,
3. Kepala Perpajakan,
4. Staff Accounting,
5. Akuntan Pendidik,
6. Akuntan Pemerintah
(pajak),
7. Coorporate
Secretary,
8. Manajer Keuangan,
9. Analis Sistem
Informasi Akuntansi,
10. Enterpreneur di
berbagai bidang usaha baik industri maupun Jasa.
artikelnya sangat bermanfaat ...
BalasHapus