Setelah membahas wajah koperasi
Indonesia saat ini pada postingan sebelumnya, pikiran yang terpelisit di benak
saya adalah apabila saya berada di posisi sebagai Menteri Koperasi, tentunya
bukanlah pekerjaan mudah yang mengemban tanggung jawab yang besar dalam setiap
mengambil keputusan maupun kebijakan. Seorang menteri juga harus memiliki sifat
pemimpin dan jujur serta mempentingkan kepentingan orang banyak.
Melihat dari
sisi baik dan keunggulan-keunggulan dari peran koperasi yang ada di Indonesia.
Ternyata sektor koperasi lebih tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi dan
mampu menyelamatkan ekonomi Indonesia pasca krisis ekonomi. Saya juga melihat
ada potensi yang besar dari koperasi dalam mengatasi jumlah pengangguran dan
kemiskinan yang terus bertambah setiap tahunnya di Indonesia. Sayang sekali
kalau koperasi yang memiliki potensi seperti ini hanya dipandang sebelah mata.
Oleh karena itu, perlunya peningkatan kualitas kontribusi koperasi terhadap
ekonomi nasional dengan memberdayakan dan mengembangkan koperasi yang tangguh
supaya tingkat kemiskinan yang tinggi secara progresif dan signifikan dapat
terentaskan. Dengan meluaskan lapangan pekerjaan di berbagai wilayah pedesaan
hingga perkotaan dengan beragam sektor usaha akan dapat memantapkan
perekonomian nasional. Dan koperasi, sesuai dengan asas dan tujuan utamanya,
akan terbukti mampu memberikan penghidupan yang layak bagi orang-orang yang
berkiprah di dalamnya beserta dengan keluarganya.
Selanjutnya
memastikan visi dan misi saya selama menjadi menteri koperasi sejalan dengan
dasar awal lahirnya koperasi. Visi yang akan saya junjung dalam rangka menjadi
menteri koperasi adalah menjadikan koperasi sebagai lembaga pemerintahan yang
mempunyai kredibilitas serta efektivitas yang tinggi sehingga dapat
mendinamisasikan pemberdayaan koperasi dan UMKM di Indonesia, agar
produktivitas, daya saing dan kemandirian masyarakat khususnya anggota
koperasi.
Visi tersebut juga diiringi dengan misi yang
dapat membantu cepat terwujudnya visi yang diharapkan. Berikut saya paparkan
misi saya adalah memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian Indonesia,
melalui perumusan kebijakan – kebijakan, serta menjadikan koperasi sebagai
penggerak ekonomi utama Indonesia.
Langkah – langkah dalam pencapaian
visi dan misi saya dahulukan dengan melakukan kegiatan survey langsung ke
koperasi – koperasi baik yang terletak di perkotaan maupun di pelosok pedesaan
secara “dadakan” sehingga dengan demikian saya dapat lebih mengetahui keadaan
sebenarnya koperasi – koperasi tersebut dilapangan serta dapat meninjau
kegiatan dan kinerja para anggota koperasi dalam membangun serta mengembangkan
koperasinya.
Selanjutnya dari kunjungan tersebut
saya dapat mengetahui kekurangan serta kebutuhan koperasi yang tidak dapat
dipenuhi sendiri oleh koperasi, sehingga dana pun dapat dialokasikan dengan
jelas kemana dan untuk apa bantuan tersebut dialokasikan. Tetapi bantuan ini
bersifat tidak terus menerus karena saya ingin baik koperasi maupun UMKM lebih
mandiri dalam memenuhi kebutuhan badan usahanya masing – masing. Bantuan ini
hanya bisa turun saat memang keadaan atau kondisi dari koperasi yang
bersangkutan memang benar – benar genting, sehingga dengan demikian transparansi
dari pengelola koperasi kepada pemerintah sangat perlu mulai dibangun untuk
keberlangsungan koperasi dan UMKM yang lebih baik kedepannya.
Ketransparansian antara pengelola
dan pemerintah akan mulai saya bangun dengan memberikan kewajiban kepada
pengelola koperasi dilapangan untuk menyerahkan laporan mengenai koperasi /
UMKM yang dikelola kepada pihak
pemerintah setiap periodenya yakni pertiga bulan. Setelah laporan diterima oleh
jajaran pemerintah, laporan diproses dan diberikan tindakan lebih lanjutnya.
Menjadi menteri koperasi dalam
keadaan koperasi cenderung mengalami kemunduran teentunya adalah suatu
tantangan yang berat, tapi pastinya setiap tantangan mempunyai celah untuk
diselesaikan. Kemunduran koperasi ini dapat dilihat dari tidak aktifnya kurang
lebih 48.000 koperasi, dengan melihat kenyataan tersebut, langkah pertama yang
akan saya lakukan adalah berusaha memaksimalkan kinerja dari koperasi -
koperasi yang masih aktif dengan meningkatkan kualitas masing – masing koperasi
tersebut.
Menekankan
pada kualitas dan bukan kuantitas adalah sangat penting diterapkan disaat
seperti ini. Sehingga setelah koperasi yang masih bertahan benar – benar sudah
sangat maksimal dalam mengembangkan dirinya dan dalam hal pelayanannya, dapat dipastikan
bahwa masa kejayaan koperasi yang pernah redup akan dapat bersinar lagi. Nah,
setelah pamor dari koperasi mulai berkembang lagi, barulah saya akan memulai
memperbanyak kuantitas dari koperasi dan mendirikannya di daerah – daerah yang
berpotensi besar untuk dapat lebih meningkatkan citra dari badan usaha koperasi
sendiri. Dengan bertambah banyaknya koperasi, saya juga akan terus menghimbau
para pengelola dilapangan untuk tetap mengutamakan pelayanan dan kualitas, baik
intern maupun ekstern koperasi itu sendiri.
Berkembangnya koperasi
juga dimaksudkan agar iklim usaha di Indonesia kondusif untuk dapat berkembang
dan tidak kalah saing dengan badan – badan usaha milik swasta. Sehingga para
remaja tergugah untuk menjadi entrepreneur (wirausahawan) yang dampaknya dapat
memacu pergerakan perekonomian Indonesia.
Dalam
hal ini tidak hanya peran pemerintah, pengelola dan anggota dari koperasi saja
yang dapat dilibatkan dalam memajukan perekonomian Indonesia dari sisi
perkoperasian, tetapi peran dari para pelajar dan mahasiswa pun juga
dibutuhkan. Para pelajar dan atau mahasiswa sejak dini haruslah sudah
ditanamkan pengetahuan mengenai koperasi atau bahkan dilibatkannya secara
langsung untuk berkontribusi di dalam koperasi sekolah atau kampusnya. Dengan
demikian baik pelajar maupun mahasiswa dapat memetik nilai – nilai positif dari
badan usaha koperasi dan dalam jangka panjangnya baik pelajar maupun mahasiswa
ini diharapkan menjadi calon – calon cikal bakal individu yang peduli dengan
badan usaha koperasi dan dapat mengembangkan konsep koperasi, serta membangun
lebih banyak koperasi yang dapat membantu masyarakat disekitarnya.
Dengan semakin baiknya
kondisi perkoperasian Indonesia yang saya pimpin, sangat diharapkan koperasi
dapat bersaing bukan hanya didalam negeri tapi juga dapat bersaing di luar
negeri, apalagi dengan akan berlangsungnya perdagangan bebas secara global.
Untuk
mencapai keinginan untuk bersaing baik di dalam maupun di luar negri, sangat
diperlukan kesinergian antara masyarakan dengan dunia usaha dalam pemberdayaan
koperasi. Inilah sebabnya sebelumnya saya menerangkan bahwa perlunya peran dari
pelajar dan mahasiswa yaitu untuk mengembangkan dirinya di dunia usaha yang
mana bertujuan untuk terus mengembangkan sistem manajerial dan perhitungan yang
dibutuhkan oleh perkoperasian Indonesia. Dengan kata lain regenerasi SDM sangat
amat diperlukan untuk dapat mengangkat lagi citra perkoperasian Indonesia.
Pemberian public
service atau pelayanan publik yang berkualitas, cepat, tepat dan transparan
serta akuntabel dapat lebih membantu cepat pulihnya perkoperasian Indonesia
saati ini.
Mungkin
jika dipaparkan lebih jauh banyak hal – hal kecil tapi dapat berarti besar bagi
pertumbuhan koperasi Indonesia, oleh karena itu bagaimana dengan pemikiran anda
sebagai pembaca? Pastinya juga langsung terpikirkan apa – apa saja yang akan
anda sekalian lakukan jika berada diposisi ini atau bahkan mempunyai kritik
untuk langkah – langkah yang saya lakukan jika saya menjadi Mentri Koperasi dan
UKM Indonesia. Jabatan yang mungkin jarang terjaman tapi memiliki permasalahan
yang jika diibaratkan sebagai benang, benang tersebut sudah kusut.
Perealisasian
dari apa yang telah saya sebutkan di atas pastinya sulit untuk dilaksanakan
oleh seorang Menteri Koperasi yang hanya sebagai manusia biasa. Namun bukannya
tidak mungkin, seorang Menteri Koperasi pasti mampu melaksanakan
kebijakan-kebijakannya dengan bantuan dari berbagai pihak—internal, maupun
eksternal.
Referensi :
-
http://belajarkoperasi.blogspot.com/ -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar