TRANSLASI MATA UANG
ASING
Disusun Oleh :
Muhamad Muzani
Sulaiman
25213747 / 4EB03
Tugas Mata Kuliah :
Akuntansi Internasional
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Perusahaan dengan operasi luar
negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang memungkinkan
para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi
perusahaan, baik domestic dan luar negeri.Untuk mencapai hal ini, laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing
disajikan ulang dengan mata uang pelaporaninduk perusahaan. Proses penyajian
ulang informasi keuangan dari satu mata uang kemata uang lainnya disebut
sebagai translasi.Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang
berasal dari fakta bahwa nilai relative mata uang asing jarang sekali
ditetapkan. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan dengan berbagai macam
metode translasi yang dapatdigunakan dan perbedaan perlakuan atas keuntungan
dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan
dengan perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari
satu periode ke periode lain sulitdilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan
tersendiri bagi perusahaanmultinasional untuk menyediakan pengungkapan
informasi hasil operasi dan posisikeuangan.
Alasan tambahan untuk translasi mata
uang asing adalah untuk mencatat transaksimata uang asing, mengukur risiko
suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahanmata uang dan berkomunikasi dengan
para pihak berkepentingan dari luar negeri.Untuk keperluan akuntansi, suatu
aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakanmenghadapi resiko mata uang jika
suatu perubahan kurs nilai tukar mata uangmenyebabkan mata uang induk
perusahaan (pelaporan) juga berubah. Pengukuranresiko ini akan berbeda-beda
tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk digunakan oleh perusahaan.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan translasi mata
uang asing?
2. Bagaimana metodologi dalam translasi mata
uang asing?
3. Bagaimana keuntungan dan kerugian translasi
mata uang asing?
4. Bagaimana perkembangan akuntansi translasi
mata uang asing?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengatahui translasi mata uang asing
2. Untuk mengetahui metodelogi dalam translasi
mata uang asing
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian
translasi mata uang asing
4. Untuk mengetahui perkembangan akuntansi
4. Manfaat penelitian
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu
diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi beberapa pihak,
yaitu:
1. Bagi Penulis
Bagi pihak penulis makalah ini diharapkan
bermanfaat sebagai bagian dari proses belajar dan juga diharapkan akan menambah
pengetahuan penulis dalam meningkatkan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan
yang diperoleh dan dipelajari selama penulis menuntut ilmu.
2. Bagi Pihak Pembaca
Sebagai rujukan dan penambah wawasan dan
pengetahuan terkait translasi mata uang asing.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Translasi Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Translasi hanyalah perubahan satuan
unit moneter, misalnya pada sebuahneraca yang dinyatakan dalam pound Inggris
disajikan ulang kedalam nilaiekuivalen dollar AS. Tidak ada pertukaran fisik
yang terjadi, dan tidak adatransaksi terkait yang terjadi seperti bila
dilakukan konversi (pertukaran darisatu mata uang kemata uang secara
fisik)Beberapa alasan mengapa translasi dilakukan adalah:
1. Agar para
pembaca laporan keuangan mendapatkan pemahaman yang holisticatas operasi
perusahaan, baik domestic dan luar negeri.
2. Translasi mata
uang asing merupakan tantangan bagi perusahaanmultinasional untuk menyediakan
pengungkapan informasi keuangan, karena banyak metode translasi yang dapat
digunakan yang menyebabkan perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian
translasi.
3. Untuk mencatat
transaksi mata uang asing, mengukur resiko suatu perusahaanterhadap pengaruh
perubahan mata uang asing.
4. Translasi juga
dapat digunakan untuk memberikan kemudahan bagi pembacalaporan keuangan,
praktek ini sering disebut sebagai translasi kemudahan(Confenience), seperti
yang dilakukan oleh banyak perusahaan di Jepang.
5. Nilai relatif
mata uang asing jarang sekali ditetapkan.
Translasi mata uang asing tidak sama
dengan konversi (terjadi pertukaran fisik antar mata uang). Translasi mata uang
asing merupakan translasi sederhana dalam satuan unit moneter. Tidak ada
pertukaran fisik yang terjadi dalam translasi mata uang asing. dalam translasi
mata uang asing juga tidak ada transaksi terkait yang terjadi, seperti yang
dilakukan konversi. Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung dipasar
spot, pasar forward, atau pasar swap.
1. Pasar spot :
Kurs pada pasar spot bersifat langsung
atau tidak langsung. Mata uang yang dibeli atau dijual pada pasar spot umumnya
harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam jangka waktu 2 hari kerja. Kurs di
pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, antara lain :
a. Perbedaan
tingkat inflasi antar negara,
b. Perbedaan pada
saham nasional, dan
c. Ekspektasi
mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya.
2. Pasar forward : persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot. Pasar forward dan pasar spot sering menawarkan bid (penawaran) dan ask (permintaan). Bid yaitu jumlah yang dibayarkan pedagang untuk suatu mata uang asing. Ask yaitu kurs yang diminta pedagang yang menjual suatu mata uang asing.
3. Transaksi kurs swap yang melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang asing terjadi terjadi bersamaan.
EFEK TERHADAP LAPORAN
KEUANGAN DARI KURS-KURS TRANSLASI ALTERNATIF
Tiga jenis kurs yang dapat digunakan
untuk mentranslasikan saldo valuta asing kedalam valuta domestik, yaitu :
A. Kurs berlaku
adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
B. Kurs historis
adalah kurs yang berlaku pada saat aset valuta asing pertama kali diperoleh
atau ketika kewajiban valuta asing terjadi.
C. Kurs rata-rata
adalah terdiri dari rata-rata sederhana atau rata-rata tertinbang dari kurs
berlaku maupun kurs historis karena kurs rata-rata hanya merupakan variasi
sederhana dari kurs berlaku atau historis.
Efek-efek arus laporan keuangan yang
karena menggunakan kurs historis ataupun kurs berlaku sebagai koefisien
translasi valuta asing adalah nilai tukar historis umumnya mempertahankan biaya
awal yang ekuivalen dari item valuta asing dalam laporan valuta domestik.
Apabila perusahaan anak membeli aktiva atau persediaan di luar negeri yang akan
dicatat di laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan nilai tukar pertama kali
walaupun nilai tukar mengalami penurunan dan oersediaan masih ada maka tetap
mentranslasikannya dengan biaya awal yang berlaku saat oersediaan dibeli.
Dalam translasi
mata auang asing terdapat tipe dalam Penyesuaian Tukar-Menukar, yaitu :
A. Transaksi Mata
uang asing
Kriteria dalam
Mata Uang Fungsional
Faktor Ekonomi
|
Mata Uang Lokal sebagai Mata Uang Fungsional
|
Mata Uang Induk Perusahaan sebagai Mata Uang Fungsional
|
Arus Kas
|
Menggunakan mata uang local dan tidak berpengaruh terhadap
arus kas
|
Berpengaruh secara langsung terhadap arus kas dan
dikembalikan ke induk perusahaan
|
Harga Jual
|
Sangat tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar
dan diatur oleh kompetisi local
|
Responsif terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan
oleh kompetisi internasional
|
Harga Pasar
|
Kebanyakan pada negara adidaya dan menggunakan mata uang
local
|
Kebanyakan pada negara induk dan menggunakan mata uang
negara induk
|
Anggaran Biaya
|
Sering terjadi pada daerah local
|
Sangat berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan
dari induk perusahaan
|
Keuangan
|
Menggunakan mata uang local dan dilayani oleh operasional
local
|
Diberikan oleh induk perusahaan atau bergantung pada induk
perusahaan agar memenuhi kewajiban jangka panjang
|
Internal Perusahaan
|
Jarang, tidak ekstensif
|
Sering kali dan transaksi yang ekstensif
|
B. Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian
nilai tukar (baik stabil atau tidak stabil) dimasukkan sebagai penyesuaian
terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan
perjanjiannya merupakan kejadian tunggal.
C. Perspektif
Transaksi Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan
piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan
tambahan pendapatan.
Keuntungan dan Kerugian
Translasi Mata Uang Asing
Pendekatan
akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing, yaitu:
1. Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi
dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah
hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik
dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh
terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh
karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukan penyesuaian seperti itu
ke dalam laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus
diakumulasi secara terpisah sebagai bagian ekuitas konsolidasi.
2. Penangguhan
dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan
keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini
selama masa manfaat pos-pos neraca terkait.
3. Penangguhan
Sebagian
Pilihan ketiga dalam akuntansi ntuk
keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera
mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah
direalisasikan. Meskipun terdengar konservatif, penangguhan keuntungan translasi
semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya
perubahan kurs.
4. Tidak Ada
Penangguhan
Pilihan terakhir adalah untuk
mengakui keuntungan atau kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera
mungkin, pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apa pun bersifat palsu
dan cenderung menyesatkan.
B. Metodologi Translasi Mata Uang Asing
1. Metode Nilai Tukar Tunggal
Kurs terkini atau kurs penutupan
untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada saat
pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang
kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan metode kurs
kini, laporan konsolidasi tetap mempertahankan hubungan laporan keuangan
perusahaan secara individu pada awalnya (seperti rasio keuangan) pada saat
seluruh pos-pos laporan keuangan dalam mata uang asing ditranslasikan dengan
menggunakan satu kurs tunggal.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa
seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs
nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan
nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal.
Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan
kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi
perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan
pernah direalisasi penuh.
2. Metode Nilai Tukar Ganda
a. Metode Current-Noncurrent
Metode ini merupakan metode yang
paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua asset
dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata
uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun.
Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya
depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset
diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang
perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam
mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi
dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja ternyata
negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan (translation
gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian, metode ini tidak
mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk
mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas,
piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai
tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang
berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi
kedalam tahun penyelesaian.
b. Metode Moneter-Nonmoneter
Asset moneter (terutama kas,
surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban
moneter (terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs
saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan
investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi
dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos
penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter.
Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos
dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang
berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu
diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema
neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan
hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena
menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya
penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
c. Metode Kurs Sementara
Translasi mata uang merupakan proses
konversi pengukuran atau penyajian ulang niai tertentu. Metode ini tidak
mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit
pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran
ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas
diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang
dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan
pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga
uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun
demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan
keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih
rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Berdasarkan metode temporal, pos-pos
moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi pada saat
transaksi berlangsung. Metode temporal memiliki keuntungan dan kerugian yang
sama dengan metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan inflasi local,
metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi lain.Akuntansi biaya
historis juga mengabaikan inflasi.
Perkembangan Akuntansi
Translasi pada Translasi Mata Uang Asing
Praktik
akuntansi translasi telah berkembanga dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas
kompleksitas operasi multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter
internasional. Untuk memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status
akuntansi translasi yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai
inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di
negara-negara lain.
1. Sebelum 1965
Accounting Research Bulletin (ARB)
NO. 4 kemudian diperbaharui dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode
kini-non kini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam
laba. Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama
periode berjalan. Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam
penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa
mendatang.
2. 1965 – 1975
Bab 12 ARB No 43 memperbolehkan
pengecualian tertentu atas metode kini-non kini dalam keadaan tertentu.
Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs historis. Utang jangka
panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh
penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva.
Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan
kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6
dikeluarkan pada tahun 1965.
3. 1975 – 1981
FASB mengeluarkan FAS No.8 yang
kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah
perusahaan asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode
translasi temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak
diperbolehkan lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs
nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8
beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan
yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan
yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan
kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan menimbulkan
perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan yang dilaporkan akan
terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan
dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan
laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat
ebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan
dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan.
4. 1981 – hingga kini
FASB mempertimbangkan kembali FAS no
8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara,
menerbitkan Statement Of Financial AccountingStandars No.52 pada tahun 1981.
Gambaran Standar NO.
52/Standar Akuntansi Internasional 21
Tujuan
translasi mata uang asing dalam FAS No.8 berbeda secara substansi dari FAS No.52 FAS No.8, mengadopsi perspektif induk
perusahaan dengan memberi syarat bahwa laporan keuangan mata uang asing
dipresentasikan jika seluruh transasi mengikuti mata uang yang digunakan induk
perusahaan. Lebih jauh, mata uang fungsional menunjukkan pilihan metode
translasi mata uang asing yang digunakan untuk tujuan usaha gabungan dan
disposisi keuntungan dan kerugian nilai tukar.
Translasi saat
Mata Uang Lokal adalah Mata Uang Fungsional
Prosedur kurs
saat ini yang digunakan adalah:
a. Seluruh asset
dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar
yang berlaku pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
b. Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi, walaupun nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
c. Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah. Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
a. Aset dan
kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan
menggunakan nilai tukar yang berlaku pada saat laporan keuangan; item
nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
b. Pendapatan dan
beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali
item yang berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban
depresiasi), yang ditranslasikan menggunakan kurs historis.
c. Keuntungan dan
kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
Translasi saat
Mata Uang Asing adalah Mata Uang Fungsional
Usaha gabungan asing mungkin akan
tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang
fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan
akan dihitung ulang dari mata uang local ke dalam mata uang fungsional (metode
kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan metode kurs
saat ini.
Praktik-Praktik
Translasi Mata Uang Asing Diberbagai Negara
A. JERMAN
Di Jerman tidak ada kewajiban dari
pemerintah atau akuntansi professional yang berkenaan dengan proses translasi
valuta asing. Institut der Wirtschaftsprüfer merekomendasikan agar metode
translasi yang digunakan serta penyesuaian translasi yang timbul dari proses
translasi diungkapkan.
Praktik-praktik
translasipersahaan Jerman umumnya mencerminkan variasi metode kurs berlaku
misalnya:
Schering
mentranslasikan :
aktiva tetap
(selain pinjaman) dan depresiasi terkait memakai kurs historis dan aktiva dan
kewajiban lain memakai kurs tengah-pasar (kurs penutupan). Kurs impor khusus
diterapkan untuk mentranslasikan kewajiban yang terkait dengan impor. Kecuali
depresiasi, yang memakai kurs historis, item laba dan pengeluaran
ditranslasikan memakai kurs rata-rata dari tahun yang dimaksud. Perbedaan
translasi dimasukkan kedalam perkiraan laba-rugi.
Sedangkan
Thyssen:
Aktiva dan
kewajiban dalam neraca perusahaan non-Jerman yang terkonsolidasi ditranslasikan
memakai kurs berlaku rata-rata, bagi beban dan laba dalam laporan laba-rugi
umumnya memakai kurs rata-rata tahunan. Laba bersih dan perubahan dalam
cadangan didasarkan pada kurs berlaku. Perbedaan translasi yang timbul dari
pemakaian kurs berlaku dan kurs rata-rata disajikan dalam Beban operasi
Lain-Lain atau Laba Operasi Lain-Lain.
B. BELANDA
Tidak adanya aturan-aturan definitive yang mengatur translasi valuta asing untuk tujuan konsolidasi, kita harus melihat model pelaporan Belanda sebagai pedoman. Walaupun kurangnya pedoman dari pemerintah atau organisasi-organisasi profesi, praktik traanslasi Belanda sangat serupa dengan sebagian besar perusahaan yang memakai variasi dari metode kurs berlaku dan memasukkan kuntungan dan kerugian pertukaran dalam cadangan. Jadi, sementara perusahaan-perusahaan seperti Oce-van der Grinten dan Heineken mentranslasikan item-item neraca memakai kurs akhir tahun, aktiva tak berwujud Elsevier ditranslasikan memakai kurs historis. Praktik translasi dari Philips dijelaskan dibawah ini sebagai suatu standar perbandingan.
Tidak adanya aturan-aturan definitive yang mengatur translasi valuta asing untuk tujuan konsolidasi, kita harus melihat model pelaporan Belanda sebagai pedoman. Walaupun kurangnya pedoman dari pemerintah atau organisasi-organisasi profesi, praktik traanslasi Belanda sangat serupa dengan sebagian besar perusahaan yang memakai variasi dari metode kurs berlaku dan memasukkan kuntungan dan kerugian pertukaran dalam cadangan. Jadi, sementara perusahaan-perusahaan seperti Oce-van der Grinten dan Heineken mentranslasikan item-item neraca memakai kurs akhir tahun, aktiva tak berwujud Elsevier ditranslasikan memakai kurs historis. Praktik translasi dari Philips dijelaskan dibawah ini sebagai suatu standar perbandingan.
Semua saldo baluta sing dalam
neraca telah ditranslasikan kedalam guilder memakai kurs resmi pada tanggal
neraca. Secara umum, kurs tengah (median) digunakan untuk mentranslasikan
valuta yang memiliki nilai tukar tetap dalam hubungannya dengan guilder dan
valuta lainnya.
Perbedaan pertukaran yang timbul
akibat fluktuasi kurs valuta asing yang digunakan untuk merekonsiliasi saldo-saldo
perkiraan, baik dari perkiraan intra-perusahaan maupun dari perkiraan-perkiraan
pihak ketiga, telah dimasukkan dalam laporan laba-rugi konsolidasi.
Perbedaan pertukaran yang timbul
akibat translasi modal perusahaan anak diluar negeri kedalam guilder telah
dicatat sebagai perbedaan translasi kedalam modal.Dalam laporan laba-rugi
konsolidasi, jumlah yang dinyatakan untuk penjualan, beban, dan hasil dari
penyertaan luar negeri telah ditranslasikan ke guilder berdasarkan kurs periode
yang bersangkutan. Saldo akhir tahun dari perkiraan-perkiraan laba bersih yang
terkait telah ditranslasikan memakai kurs-kurs yang digunakan dalam neraca.
Hasil translasi akhir tahun dan laporan laba-rugi konsolidasi langsung dicatat
dalam modal.
C. INGGRIS
Praktik
translasi valuta di Inggris diatur oleh Statement of Strandard Accounting
Practice No. 20, dikeluarkan pada bulan April 1983. SSAP 20 menyerupai FAS 52
dalam banyak hal. Untuk translasi, operasi luar negeri yang merupakan
kelanjutan langsung dari perusahaan induk. Temporal diwajibkan bagi operasi
dependen. Keuntungan dan kerugian translasi direfleksikan dalam laba berjalan.
Metode kurs berlaku dipakai bagi perusahaan anak yang dianggap sangat
independen dari perusahaan induknya, keuntungan dan kerugian translasi dicatat
sebagai penyesuaian atau cadangan neraca.
Di Inggris, praktik translasi
mengikuti aturan. Perusahaan yang disurvey untuk tujuan ini umumnya taat
terhadap metode kurs berlaku dan memasukkan penyesuaian translasi dalam modal
konsolidasi. Dalam penyelesaian translasi adalah keuntungan dan kerugian
transakasi dari pinjama jangka panjang yang digunakan untuk membiayai atau meng-hedge
investasi dalam operasi luar negeri.
D. JEPANG
Meningkatnya investasi Jepang diluar
negeri, Business Accounting Deliberation Council jepang mengeluarkan, pada Juli
1979, suatu standar akuntansi bagi translasi valuta asing. Yang menarik,
ketetapan ini menggabungkan karateristik metode temporal dan metode kurs
berlaku-historis. Secara khusus, laporan keuangan valuta sing harus
ditranslasikan memakai kurs temporal kecuali aktiva dan kewajiban jangka
panjang, yang ditranslasikan memakai kurs historis. Selain itu, keuntungan dan kerugian
translasi dimasukkan kedalam perkiraan penyesuaian translasi dalam seksi aktiva
atau kewajiban dan neraca.
Dalam mengkaji praktik-praktik
pelaporan di Jepang, harus dibedakan antara perusahaan yang mangikuti GAAP AS
dengan perusahaan yang patuh pada prinsip yang diterima umum di Jepang.
Perusahaan yang mengikuti norma akuntansi AS seperti Matsushita, Toshiba,
Honda,dan Mitsubishi Electric, mempergunakan metode temporal, dengan keuntungan
dan kerugian translasidimasukkan dalam laba berjalan. Perusahaan yang mengikuti
GAAP Jepang memakai sejumlah metode yang beragam, mencerminkan keragaman yang
merupakan ciri praktik yang ada di Jepang saat ini.
E. SWEDIA
Rekomendasi yang dikeluarkan oleh
Authorized Accountant Association (FAR) Swedia tahun 1978 bagi translasi
laporan keuangan baluta asing terus dipakai. Berdasarkan rekomendasi, translasi
menurut metode moneter-nonmoneter diterima secara umum. Selain itu pada tahuun
21979, Financial Accounting Standars Board (BFN) mengeluarkan sebuah usulan
bagi rekomendasi baru yang didasarkan pada metode kurs berlaku. Usulan
perubahan hukum akuntansi, usulan rekomendasi baru tersebut masih harus
menantikan tindakan lebih lanjut setelah diajukan kepada pemerintah.
TRANSLASI MATA UANG
ASING DAN INFLASI
Suatu
hubungan yang terbalik antara tingkat inflasi suatu negara dengan nilai
eksternal valutanya telah dibuktikan secara empiris.Konsekuensinya,pemakaian
kurs berlaku untuk mentranslasikan biaya aktiva aktiva non moneter,yang
terdapat dalam lingkungan inflasioner,pada akhirnya akan menghasilkan valuta
domestik ekivalen yang jauh lebih rendah dari basis pengukuran aslinya.pada
saat yang sama,laba hasil translasi akan lebih tinggi karena beban depresiasi
yang lebih rendah.Hasil hasil translasi semacam itu dengan mudah bisa
menyesatkan,bukannya membantu pemberian informasi.Valuasi nilai dolar yang
lebih rendah biasanya akan meng-understate kemampuan laba aktual dari aktiva
aktiva luar negeri dimasa depan.
Daripada menangani isu isu diatas,FASB
menentang penyesuaian inflasi yang dilakukan sebelum translasi,menganggap bahwa
penyesuaian semacam itu tidak konsisten dengan kerangka penilaian biaya
historis yang dipergunakan dalam laporan laporan keuangan dolar AS.Sebagai
solusi awal,FAS No.52 mewajibkan pemakaian dolar AS sebagai valuta fungsional
bagi operasi operasi luar negeri yang berdomisili dam lingkungan
hiperinflasi,yaitu negara negara yang memiliki tingkat inflasi kumulatif
melebihi 100% selama periode 3 tahun.Prosedur ini akan mempertahan nilai dolar
ekivalen dari aset aset dalam valuta asing tetap konstan,karena aset aset
tersebut sekarang akan ditranslasikan memakai kurs historis(per metode
temporal).
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Translasi
mata uang asing merupakan proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu
mata uang ke mata uang lainnya. Translasi mata uang asing tidak sama dengan
konversi (terjadi pertukaran fisik antar mata uang). Translasi mata uang asing
merupakan translasi sederhana dalam satuan unit moneter. Tidak ada pertukaran
fisik yang terjadi dalam translasi mata uang asing. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar
spot, pasar forward, dan pasar swap. Ada beberapa alasan perusahaan harus melakukan
translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang asing,
mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang asing
serta untuk menyampaikan informasi kepada pihak yang berkepentingan yang berada
diluar negeri. Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang
asing, yaitu bisa dengan penangguhan, penangguhan dan amortisasi, penangguhan
sebagian, dan tidak ada penangguhan. Dalam melakukan translasi saldo dalam mata
uang asing menjadi mata uang domestic dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antar
lain kurs rata-rata (average), kurs historis (historical), dan Kurs kini
(current).
DAFTAR PUSTAKA
Frederick D.S Choi, Gary K. Meek, International Accounting,
Buku 1 Edisi 6, Penerbit: Salemba Empat
lana.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/24091/5+TranslasiMataUangAsing.ppt
https://www.scribd.com/doc/59166356/Makalah-Translasi-Akuntansi-Internasional
http://rifkahendrawansavitri.blogspot.co.id/2016/04/translasi-mata-uang-asing.html
http://kartikaratnas.blogspot.co.id/2016/04/akuntansi-internasional-bab-6-translasi.html