TUGAS 6
FRANCHISING PIZZA HUT
Latar
Belakang
Peluang
pasar di bidang industri makanan semacam pizza ternyata sangat
terbuka luas. Terbukanya peluang ini
disebabkan karena adanya pergeseran pola
konsumsi dan gaya hidup masyarakat
perkotaan. Salah satu jenis usaha yang
terkait dengan penyediaan makanan jadi
disertai dengan pelayanan adalah melalui
bisnis restoran pizza. Di Indonesia,
restoran pizza yang pertama kali hadir adalah
Pizza Hut, tepatnya pada tahun 1984.
Dengan kata lain Pizza Hut adalah pelopor
hadirnya restoran dengan hidangan asing
berupa pizza di Indonesia karena melihat
peluang pasar variasi makanan
alternatif yang sangat besar. Restoran Pizza Hut di
Indonesia ternyata begitu cepat
berkembang, bahkan berkembang lebih pesat
dibandingkan dengan Pizza Hut di
beberapa negara.
Saat ini jumlah restoran Pizza Hut di
Indonesia sudah mencapai 125 restoran
yang tersebar di 22 propinsi. Bisnis
ini memberikan kontribusi yang cukup besar
dalam menyediakan lapangan pekerjaan
untuk masyarakat, dimana telah
menampung sekitar 5000 tenaga kerja
pada tahun 2005 dan ditargetkan akan
menerima sekitar seribu tenaga kerja
setiap tahunnya melalui pembukaan restoran
baru.
Di
Bogor, restoran Pizza Hut juga berhasil memperoleh perhatian dari
konsumen dan pertama kali dibuka pada
tahun 1992 yang berlokasi di Internusa
Plaza. Karena mengalami kebakaran pada
tahun 1995, maka didirikan restoran
yang kedua di Jl. Raya Padjajaran 29.
Kemudian didirikan dua restoran lagi
karena perkembangannya cukup pesat,
yang berlokasi di daerah Padjajaran
Warung Jambu dan di daerah Cimanggu.
Dengan demikian, saat ini terdapat tiga
restoran Pizza Hut di Kota Bogor dan
menampung sekitar 150 tenaga kerja.
Namun, perkembangan dalam industri
penyediaan pangan seperti restoran
Pizza Hut semakin berkembang. Hal ini
dapat terlihat dari hadirnya sejumlah
restoran baru makanan jenis pizza.
Kehadiran restoran-restoran pizza yang baru
ini menjadi suatu tantangan bagi Pizza
Hut untuk meningkatkan kemampuan
bersaing serta memperluas pangsa
pasarnya. Selain untuk menghadapi pesaing
dari restoran pizza sejenis, Pizza Hut
juga perlu menghadapi persaingan yang
semakin ketat dalam industri penyediaan
pangan dari berbagai jenis restoran
waralaba lain dengan produk yang
berbeda-beda. Pizza Hut memerlukan strategi
pemasaran terbaik untuk mempertahankan
dan meningkatkan usahanya. Oleh
karena itu, diperlukan suatu studi yang
mampu mempelajari dan menganalisis
bauran pemasaran restoran pizza dalam
strategi pemasaran restoran Pizza Hut
untuk menghasilkan bauran pemasaran
yang paling efektif untuk diterapkan oleh
Pizza Hut dalam mengembangkan usahanya.
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah:
MISI
1.
Mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan bauran
pemasaran perusahaan.
2.
Menentukan prioritas bauran pemasaran perusahaan.
3.
Merekomendasikan bauran pemasaran untuk diterapkan oleh perusahaan.
4. Mengetahui kegiatan yang dilakukan pada perusahaan
tersebut
VISI
Membuat hasil laporan yang terbaik , atas apa yang diteliti
mengenai pemasaran perusahaan Pizza
Hut
Pembahasan:
1. Kegiatan
Kunci kesuksesan Pizza Hut dapat menembus pasar
internasional merupakan hasil kerja keras yang didasari empat nilai budaya
kerja yaitu integritas, keunggulan, pengembangan usaha dan keuntungan. Dalam
membangun bisnisnya hingga mendunia Pizza Hut memiliki
komitmen jangka panjang dalam mengembangkan bisnisnya, seperti selalu
beradaptasi terhadap perkembangan trend, inovasi teknologi dan
selalu berorientasi kepada pasar, serta melakukan riset berkala untuk memantau
perkembangan bisnis baik dari sisi brand image maupun customer
experience monitoring, serta mengembangkan budaya yang mendalam
dan kokoh dimana setiap karyawan dapat membangun pola pikir yang berorientasi
pada customer dan sales, memberikan brand
differenation yang sangat kompetitif, menjalin kelancaran hubungan
dengan karyawan dan konsumen, mempertahankan konsistensi hasil yang telah
tercapai, yang pada akhirnya akan mewujudkan brand yang
digemari oleh konsumen di dunia.
Ada tiga strategi bisnis yang dijalankan oleh
Pizza Hut. Strategi pertama yaitu meluncurkan produk baru dengan
menyajikan menu lengkap dan trendi, termasuk menciptakan berbagai pizza
dan pasta rasa baru disertai aneka macam minuman. Kempleksitas
dan ragam menu baru yang disediakan akan menjadikan proses pembuatan
lebih lama dari biasanya. Karena itu, proses penyajian harus
ditingkatkan kualitasnya. Untuk mempersingkat waktu penyajian, ada dua cara
yang diupayakan. Cara pertama, berinvestasi di mesin – mesin produksi yang
tepat dan cara kedua adalah menyingkat waktu penyajian dengan merekrut lebih
banya karyawan.
Strategi kedua untuk merespon industri yang kompetititf,
Pizza Hut memperluas sebaran penetrasi secara geografis. Dengan cara membangun
lebih banyak gerai dengan atmosfer yang lebih bersahabat dan berkesan restoran
keluarga. Strategi ketiga adalah meraih pelanggan baru dengan menawarkan
berbagai paket makanan dengan harga terjangkau dengan tujuan membuat konsumen
merasa senang dan ingin dating lagi.
Pizza Hut juga membenahi dari sisi people yang
bertujuan untuk dapat berjalannya dengan baik ketiga strategi tersebut, Tim
manajemen Pizza Hut menghabiskan banyak waktu untuk melatih
karyawan yang tujuannya agar produk baru yang dibuat diimbangi dengan layanan
baru, penyajian baru, dan kultur baru. Untuk karyawan yang bertugas melayani
pelanggan, penampilan yang baik menjadi bagian yang tak terpisahkan. Pelatihan
bagi karyawan front office sepertiwaitress dan
kasir juga ditingkatkan. Bagi pegawai wanita bahkan ada pelatihan kecantikan
setahun sekali yang digelar di masing – masing restoran oleh ahli kecantikan.
Agar tercipta kultur pelayanan yang baik, cara melayani
pelanggan juga dibakukan dengan nama 10 moment of truthsyang
diantaranya dengan memberi salam kepada konsumen, mencarikan meja,
mempersilahkan konsumen untuk duduk, melayani pesanan, memberi tahu lamanya
waktu tunggu, menindak lanjuti kedatangan (menghampiri meja konsumen secara
berkala tanpa diminta untuk menanyakan kebutuhannya atau lebih dikenal dengan
istilah double-checked), menawarkan menu penutup, menyiapkan bon
tagihan dan mengucapkan terimakasih kepada setiap konsumen yang selesai makan.
Faktor
– Faktor yang menjadi alasan Pizza
Hut menjalankan Tiga Strategi Bisnis yang Besar
Dalam perkembangan bisnisnya, Pizza Hut yang
menjadi salah satu primadona makanan cepat saji di kalangan masayarakat tidak
hanya mengandalakan factor internal yang sudah melopori kesuksesan bisnisnya.
Namun, ada faktor – faktor eksternal yang juga ikut menggerakkan roda
perekonomian bisnis Pizza Hut yang sampai sekarang masih tetapsurvive. Pertumbuhan
pesat industri jasa makanan di belahan dunia, khususnya restoran cepat saji
mengakibatkan adanya tantangan untuk para pebisnis dalam menawarkan produk
makanan yang digemari masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena makanan
merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Adanya tantangan pasar global
semacam ini, mengakibatkan pebisnis Pizza Hut harus bisa mempertahankan
keunggulan produknya dalam persaingan industry yang ketat. Penawaran terbaik
yang dilakukan oeh Pizza Hut dalam memuaskan konsumen harus lebih unggul
dibanding pesaing yang lain. Type of service yang dilakukan
Pizza Hut berbeda dengan restoran makanan cepat saji lainnya yaitu dengan
menggunakan ala carte service sehingga konsumen tidak perlu
mengantri ke kasir untuk memesan menu yang ada.
Faktor demografis yang menyebabkan variasi penyebaran outlet
pizza berada di berbagai Negara juga dipengaruhi oleh faktor sosial budaya.
Budaya masing – masing Negara jelas berbeda, misalnya saja di Indonesia dengan
Eropa, jumlah outlet Pizza Hut yang ada di Eropa lebih banyak dibandingkan di
Indonesia. Hal ini desebabkan karena budaya orang – orang Eropa dalam memenuhi
kebutuhan makanan pokok berbeda dengan budaya orang – orang di Indonesia.
Makanan pokok orang Indonesia berupa nasi atau beras sedangkan di daerah Eropa
adalah gandum atau roti. Sayuran yang digunakan dalam pembuatan toping pizza
baru, disesuaikan dengan keinginan konsumen di setiap Negara. Tidak semua orang
senang makan jagung dan tidak semua orang makan wortel. Namun produk jamur
hampir selalu ada di setiap gerai Pizza Hut di seluruh dunia. Tradisi budaya
yang menjadi kebiasaan di bebagai Negara memiliki perbedaan yang khas inilah
yang mempengaruhi lingkungan suatu bisnis berkembang.
Dengan berkembang pesatnya Pizza Hut di berbagai belahan
dunia, alasan ekonomi menjadi factor yang mendorong Pizza Hut bekerjasama
dengan Pepsico. Kerjasama ini berhasil meraup keuntungan yang lebih besar bagi
kedua belah pihak. Hingga Pizza hut dinobatkan sebagai “The Best
Company to Work For” di Dallas by D magazine (Januari 2000) serta
merupakan perusahaan nomor satu dalam rantai distribusi pizza di Amerika
menurut Restaurant & Institutions “2001 Choice in Chains” survey.
Pizza Hut juga dikenal sebagai pemimpin pasar dengan penjualan $25 milyar pizza
category semenjak tahun 1971.
Kondisi persaingan yang semakin ketat juga mendorong pizza
hut untuk berupaya mengenalkan merek (brand)produknya ke pasar
global yang bertujuan agar merek patennya dikenal baik oleh konsumen, bahkan
hingga familiar dengan merek Pizza Hut. Pengenalan merek ini akan sangat
mempengaruhi niat beli konsumen. Merek Pizza Hut yang mampu mengembangkan citra
kualitasnya menjadikan harapan konsumen tentang kualitas produk yang sama di
semua tempat penjualan dengan merek yang sama. Merek dan kebijakan yang tidak
konsisten akan menurunkan citra merek tersebut. Konsistensi dan standarisasi
merupakan faktor yang kritis sehingga konsumen sering menjadi setia pada merek.
Pizza Hut telah melakukan pengenalan dengan baik di wilayah pasarnya dengan
kualitas yang sama sehingga manfaat utama pengenalan merek sebagai penciptaan
pelanggan yang loyal dapat tercapai. Namun, pengenalan merek yang baik belum
tentu dapat meningkatkan niat beli konsumen karena adanya pesaing restoran
pizza yang lain.
Faktor teknologi yang memengaruhi pizza hut dapat bersaing
di pasar global adalah adanya produk yang baru dengan menu yang lengkap dan
harga yang standart. Tidak hanya pizza rasa baru yang ditawarkan di gerai Pizza
Hut, namun ada menu baru yang bervariasi seperti pasta, salad, camilan
seperti potato wedges, bruschetta, cake, soup dan
variasi minuman baru. Hal ini tidak luput dari adanya teknologi baru yang akan
selalu dikembangkan oleh Pizza Hut. Selain adanya teknologi baru, Pizza Hut
juga memodifikasi teknologi pengolahan menu lama yang hampir hilang dari
peredaran permintaan konsumen seperti modifikasi pizza seafoodlovers menjadi splitza.
Pizza Hut tidak henti – hentinya dalam mengkreasikan teknologi inovasi
pengolahan maupun pembuatan pizza. Semua ini dikarenakan untuk memepertahankan
eksisternsi yang telah dicapai oleh Pizza Hut. Salah satu tekologi pengolahan
Pizza Hut yang sampai sekarang masih digemari oleh konsumennya adalah stuffed
crust. Selain, inovasi teknologi pengolahan, Pizza Hut juga menerapkan
teknologi sistem informasi yang dapat menunjang daya saing, diantaranya adalah
berinvestasi pada sistem Point of Saledan operasi toko secara
otomatis serta membuka toko secara on line (www.pizzahut.com) di
jaringan internet. Teknologi sistem informasi ini dapat digunakan sebagai
senjata untuk menjangkau konsumen dimana saja berada, sesuai dengan slogannya
yaitu “to be wherever our customer are”.
2. Proses
Proses
Produksi (Production Process)
Setelah
pelanggan melakukan pemesanan, server segera menginput
daftar
pesanan ke komputer yang telah diprogram khusus, kemudian print
out pesanan tersebut otomatis akan keluar di mesin printer kitchen dan
bar.
Cooker
segera membuat produk sesuai pesanan.
Untuk produk pizza,
roti,
ayam, lasagna, sup pustry, dimasak dalam mesin pemanggang yang
berjalan
secara otomatis. Saat produk sudah keluar dari mesin
pemanggang
berarti produk sudah masak, kemudian disajikan dan
diletakkan
di pick
up counter agar diambil oleh server untuk disampaikan
kepada
pelanggan. Untuk produk pasta dimasak dengan kompor gas,
disajikan
di piring kemudian diletakkan di pick up counter. Demikian
juga
dengan bar
man membuat minuman sesuai pesanan,
kemudian
diletakkan
di pick
up counter.
30
Peralatan
masak dan perlengkapan makan yang sudah kotor dicuci
oleh
steward
dengan menggunakan diswashing (mesin pencuci piring
otomatis)
yang di dalamnya mencakup proses sterilisasi peralatan.
Seluruh
proses produksi di restoran Pizza Hut sangat mengutamakan
kehigienisan
karena adanya kesadaran bahwa usaha yang diijalankan
menyangkut
produk konsumsi untuk dimakan sehingga faktor
kepentingan
sangat penting.
Efektifitas
dan efisiensi dari proses produksi Pizza Hut ini sangat
diperlukan
bagi kelancaran proses distribusi, apabila terjadi hambatan
dalam
proses produksi maka akan menjadi kendala dalam penyampaian
produk
kepada pelanggan, sehingga mengurangi kualitas dari aspek
pemasaran
perusahaan.
3. Keuangan
Pizza Hut adalah bisnis restoran franchise makanan
internasional yang mengkhususkan pada pizza. Pizza merupakan makanan yang
berasal dari Italia yang berbahan dasar roti yang berbentuk
bulat datar dengan tambahan topping di atasnya. Dewasa ini,
pizza sudah menyebar ke berbagai negara, sehingga setiap Negara mempunyai gaya
atau ciri pizza tersendiri yang biasanya disesuaikan dengan selera rasa umum
pada masyarakat setempat. Perusahaan Pizza Hut didirikan pada tanggal 15 Juni
1958 oleh dua pemuda bersaudara yaitu Dan Carney dan Frank Carney di
Wichita, Kansas, USA. Tiga bulan setelah restoran tersebut didirikan, restoran
tersebut telah menghasilkan pendapatan kotor sebesar US $700 sampai US $800 per
minggu dan pada bulan Desember telah mencapai lebih dari US $1800 per minggu.
Kesuksesan awal tersebut memberikan peluang kedua pendiri untuk membuka dua
cabang restoran lagi. Kemudian pada tahun 1959 sistem waralaba (franchise)
mulai dikembangkan dengan system Pure Franchising (Business Format Franchising)
dimana pemberi waralaba (franchisor) memeberikan format lengkap mulai dari
merek dagang barang dan jasa untuk dijual, perangkat manajemen, pengawasan
mutu, jalur distribusi, dan pelayanan lainnya kepada pembeli waralaba
(franchise). Sampai sekarang ini, Pizza Hut merupakan jaringan restoran pizza
terbesar di dunia dengan hampir 12.000 restoran yang tersebar di 86 negara
lebih di dunia. Hal ini disebabkan karena peluang
pasar di bidang industri makanan cepat saji semacam pizza
ternyata sangat terbuka luas. Terbukanya peluang ini disebabkan karena adanya
pergeseran pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat perkotaan.
4. Hasil :
Kesimpulan:
Restoran
pizza lebih memprioritaskan pengembangan usahanya lewat
pengembangan
produk jasanya, baik dengan mengembangkan produk nyata
(tangible product)
lewat makanan yang disajikan, maupun dengan
mengembangkan
produk tidak nyata (intangible
product) lewat orang atau
SDM yang
memberikan pelayanan. Diharapkan dengan keberhasilan dalam
memberikan
produk terbaik dan pelayanan lewat SDM yang terlatih maka
restoran
mampu meraih pangsa pasar yang lebih luas.
Dalam
pengembangan bauran promosi perusahaan restoran Pizza Hut
lebih
memprioritaskan periklanan karena promosi lewat periklanan memberikan edukasi
atau didikan yang lebih
mendalam
mengenai informasi restoran kepada konsumen, sehingga
konsumen
memiliki tingkat pengenalan yang lebih baik terhadap restoran.
Dalam
pengembangan penetapan bauran harga untuk restoran pizza lebih
memprioritaskan
penetapan harga berdasarkan hubungan dengan pelanggan
dengan
tujuan untuk membina dan menjaga hubungan
jangka
panjang dengan pelanggan. Hal ini terjadi karena kembali pada faktor
pertimbangan
utama yaitu orientasi pada permintaan, dimana sumber
permintaan
utama dari restoran pizza adalah pelanggan, maka restoran
sebaiknya
menetapkan harga dengan penilaian apakah pelanggan merasa
harga yang
dibayarkan olehnya sesuai dengan nilai yang diperolehnya dari
produk yang
dibelinya dari restoran.
Dalam
pengembangan bauran lini produk sebagai prioritas utama adalah
perentangan
lini produk cara
menganekaragamkan
produk dalam hal ukuran, harga, serta variasi jenis dan
rasa.
Dengan demikian pelanggan memiliki peluang yang lebih luas untuk bisa
melakukan
pemilihan produk yang sesuai dengan seleranya.
Distribusi
makan ditempat (dine
in) menjadi prioritas distribusi yang
pertama.
Distribusi di tempat menjadi prioritas
utama
karena lebih menguntungkan bagi konsumen, baik dari segi
pertimbangan
lokasi, kualitas produk, maupun biaya yang harus dikeluarkan
oleh
konsumen.
Dalam
pengembangan bauran SDM,
Pelatihan
karyawan menjadi
lebih
penting, karena dalam melakukan proses produksi pada restoran dan
memberikan
pelayan pada konsumen, memerlukan keterampilan dan keahlian
khusus yang
tidak dimiliki oleh karyawan saat awal perekrutan, sebab
kemampuan dan keahlian tersebut tidak
dipelajari secara umum.
Referensi:
-
bursafranchise.com/pizza-hut-indonesia.htm
Nama Pembuat Dari Makalah Ini :
·
Fathurrahman ( 23213299 )
·
Muhamad Muzani Sulaiman ( 25213747 )
- Syifa
Fauziah ( 28213763 )
DAMPAK POSITIF DARI FRANCHISING BAGI PERTUMBUHAN
EKONOMI DI INDONESIA
Dampak positifnya yaitu dengan adanya sistem
franchising ini makin luasnya peluang lapangan kerja, dan dengan begitu
setidaknya dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di indonesia. serta
membuka peluang bisnis bagi para masyarakat yang ingin membuka bisnis dengan modal relatif rendah.
DAMPAK NEGATIF DARI FRANCHISING BAGI PERTUMBUHAN
EKONOMI DI INDONESIA
Banyak para pedagang
kecil yang "gulung tikar" karena usahanya tidak laku akibat dari
kalah bersaing dengan perusahaan waralaba tersebut.
KEUNTUNGAN
DARI USAHA FRANCHISING
·
Percepatan perluasan usaha, dengan
modal relatif rendah
·
Efisiensi dalam meraih target pasar
melalui promosi bersama
·
Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam
jaringan distribusi
·
Menggantikan kebutuhan personel
Franchisor dengan para operator milik Franchisee (slim
organization)
·
Pemilik outlet bermotivasi tinggi
karena menyangkut pengembalian investasi dan keuntungan
usaha