Memasuki era globalisasi, nasib suatu negara semakin
ditentukan oleh kekuatan persaingan global. Dalam dunia seperti ini,
keputusan-keputusan operasi, investasi dan pendanaan pembiayaan diwarnai oleh
implikasi-implikasi internasional. Dengan banyaknya keputusan yang berasal dari
data-data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional
sangat penting untuk memperolah interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam
komunikasi bisnis internasional. Dengan kata lain, saat ini akuntansi telah
berkembang dalam tahap masa kedewasaannya menjadi suatu aspek integral dari
bisnis dan keuangan global.
Dalam dunia usaha, akuntansi merupakan suatu proses
pengindentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomi agar
memungkinkan pemakai untuk membuat pertimbangan dan keputusan-keputusan.
Akuntansi memberikan informasi mengenai perusahaan dan transaksinya untuk
memfasilitasi keputusan alokasi sumber daya oleh para pengguna.
Akuntansi internasional memiliki peranan yang sangat penting
dalam masyarakat. Sebagai cabang ilmu ekonomi, akuntansi memberikan informasi
mengenai suatu perusahaan dan transaksinya untuk memfasilitasi keputusan
alokasi sumber daya oleh para pengguna informasi tersebut. Jika
informasi yang dilaporkan dapat diandalkan dan bermanfaat, sumber daya yang
terbatas tersebut dialokasikan secara optimal, dan sebaliknya alokasi sum
berdaya akan menjadi kurang optimal jika informasi kurang andal dan tidak
bermanfaat. Akuntansj internasional tidaklah berbeda dan peranan yang
dimaksudkan. Yang membuat studinya berbeda adalah bahwa perusahaan yang
dilaporkan adalah perusahaan multinasional (multinational compain, MNC)
dengan operasi dan transaksi yang melintasi batas-batas negara, atau suatu
perusahaan dengan kewajiban pelaporan kepada para pengguna yang berlokasi di
negara selama negara perusahaan pelaporan.
Proses akuntansinya pun tidaklah berbeda dan dengan
kualifikasi standar pelaporan tertentu yang diatur secara internasional maupun
local pada negara tertentu. Tapi penting untuk diketahui mengenai dimensi
internasional dari proses akuntansi pada tiap negara yang berbeda. Dimana
perbedaan itu meliputi: perbedaan budaya, praktik bisnis, struktur politik,
sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, resiko bisnis, dan serta
aturan perundang-undangan mempengaruhi bagaimana perusahaan multinasional
melakukan kegiatan operasionalnya dan memberikan laporan keuangannya.
Definisi Akuntansi Internasional
Akuntansi internasional adalah
akuntansi yang memfokuskan pada issues/ masalah-masalah yang berhubungan dengan
perusahaan yang menjalankan bisnis internasional, juga mencakup studi tentang
standar akuntansi dan praktek akuntansi di seluruh negara di dunia, serta
membandingkan standar dan praktek akuntansi tersebut pada masing-masing negara.
Iqbal, Melcher dan
Elmallah (1997:18) mendefinisikan akuntansi internasional
sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara, pembandingan prinsip-prinsip
akuntansi di negara-negara yang berlainan dan harmonisasi standar akuntansi di
seluruh dunia. Suatu perusahaan mulai terlibat dengan akuntansi internasional
adalah pada saat mendapatkan kesempatan melakukan transaksi ekspor atau impor.
Akuntansi
Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan
prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar
akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya.
Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan
dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan
bisnis.
Perkembangan
Akuntansi Internasional
Awalnya, kronologi akuntansi berikut
ini menunjukkan bahwa akuntansi telah meraih keberhasilan besar dalam
kemampuanya untuk diterapkan dari satu kondisi ke kondisi lainnya sementara di
pihak lain memungkinkan timbulnya pengembangan teres-menerus dalam bidang teori
dan praktik di seluruh dunla. Sebagai permulaan, sistem pembukuan berpasangan (double-entry
bookkreping), yang umumnya dianggap sebagai awal penciptaan akuntansi
seperti yang kita ketahui selama ini, berawal dari negara-negara kota di Italia
pida abad ke-14 dan 15.
Perkernbangannya didorong oleh
pertumbuhan perdagangan intemasional di Italia Utara selama masa akhir abad
pertengahan dan keinginan pemerintah untuk menemukan cara dalam mengenakan
pajak terhadap transaksi komersial.
”Pembukuan Italia” kemudian beralih
ke Jerman untuk membantu para pedagang pada zaman Fugger dan Kelompok
Hanseatik. Pada waktu yang hampir bersamaan, para filsuf hitvis di Belanda mempertajam
cara menghitung pendapatan periodik dan aparat pemerintah di Prancis menemukan
keuntungan menerapkan keseluruhan sistem dalam perencanaan dan akuntabilitas
pemerintah. Thn 1850an duble-entry bookkeeping mencapai kepulauan Inggris yang
menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan profesi akuntan publik yang
terorganisasi di Skotlandia dan Inggris thn 1870an. Selain itu model akuntansi
Belanda diekspor antara lain ke Indonesia, sistem akuntansi Perancis di
Polinesia dan wilayah-wilayah Afrika di bawah pemerintahan Perancis. Kerangka
pelaporan sistem Jerman berpengaruh di Jepang, Swedia, dan Kekaisaran Rusia.
Pada abad 20, seiring tumbuhnya
kekuatan ekonomi Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan.
Kemudian akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik tersendiri.
Setelah Perang Dunia II, pengaruh akuntansi semakin di dunia barat. Bagi banyak
negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan standar dan praktik
nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Perkembangan tersebut meliputi
hal-hal berikut ini :
1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di
dalam teknik-teknik pembukuan. Perubahan yang patut dicatat adalah
diperkenalkan jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi
yang berbeda.
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik
laporan keuangan periodik. Sebagai tambahan lagi, di abad ke-17 dan abad ke-18
terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai
suatu usaha untuk merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan
pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
3. Penerapan sistem pencatatan berpasangan juga
diperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain.
4. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan
akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda.
5. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan
selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi, seiring dengan
revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang
ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang
diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan, periodisitas, dan akrual.
6. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami
evolusi pada abad ke-18.
7. Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk
aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
8. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah
hasil dari revolusi industri.
9. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi
perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan
akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba
periodik.
10. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada
laporan dana.
11. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode
akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham,
akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka
panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai
produk baru dari rekayasa keuangan (financial engineering).
Ada 8 (delapan) factor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi internasional:
1. Sumber pendanaan
Di Negara-negara dengan pasar
ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki focus atas seberapa baik manajemen
menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor
menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. Sebaliknya, dalam system
berbasis kredit di mana bank merupakan sumber utama pendanaan, akuntansi
memiliki focus atas perlindungan kreditor melalui pengukuran akuntansi yang
konservatif.
2. Sistem Hukum
Sistem Hukum Dunia barat memiliki
dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus). Dalam
Negara-negara hukum kode, hukum merupakan satu kelompok lengkap yang mencakup
ketentuan dan prosedur sehingga aturan akuntansi digabungkan dalam hukum
nasional dan cenderung sangat lengkap. Sebaliknya, hukum umum berkembang atas
dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh kasus dalam
kode yang lengkap.
3. Perpajakan
Perpajakan di kebanyakan Negara,
peraturan pajak secara efektif menentukan standar karena perusahaan harus
mencatat pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya untuk
keperluan pajak. Ketka akuntansi keuangan dan pajak terpisah, kadang-kadang
aturan pajak mengharuskan penerapan prinsip akuntansi tertentu.
4. Ikatan Politik dan Ekonomi
5. Inflasi
Inflasi menyebabkan distorsi
terhadap akuntansi biaya histories dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi)
suatu Negara untuk menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Tingkat Perkembangan Ekonomi Faktor
ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama.
7. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Standard praktik
akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak berguna jika disalahartikan dan
disalahgunakan. Pengungkapan mengenai resiko efek derivative tidak akan
informative kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8. Budaya
Budaya Empat dimensi budaya
nasional, menurut Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran
ketidakpastian, maskulinitas.
Klasifikasi
Akuntansi Internasional
Terdapat dua
pendekatan untuk klasifikasi sistem akuntansi yaitu :
1. Pendekatan
deduktif, berkaitan dengan pendekatan ini ada empat pendekatan dalam
pengembangan akuntansi.
a.
Macroeconomic Pattern, Akuntansi untuk
bisnis berhubungan erat dengan kebijakan perekonomian nasional.
b.
Microeconomic Pattern, Akuntansi
dipandang sebagai cabang ekonomi bisnis. Konsep utamanya adalah bagaimana
memepertahankan investasi modal dalam sebuah entitas bisnis.
c.
Independent Dicipline Approach,
Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa dan diderivasikan dari praktek bisnis.
d.
Uniform Accounting Approach, Akuntansi
dipandang sebagai alat yang efisien untuk administrasi dan kontrol.
2. Pendekatan
induktif, Nobes dalam Journal of Business Finance and Accounting (Spring, 1983)
mengidentifikasi faktor-faktor yang membedakan sistem akuntansi, yaitu :
a.
Tipe pemakai laporan keuangan yang
dipublikasikan
b.
Tingkat kepastian hukum
c.
Peraturan pajak dalam pengukuran
d.
Tingkat konservatisme
e.
Tingkat ketaatan penerapan dalam
historical cost
f.
Penyesuaian replacement cost
g.
Praktek konsolidasi
h.
Kemampuan untuk memperoleh provisi
i.
Keseragaman antarperusahaan dalam
menerapkan peraturan
Klasifikasi
akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu: dengan
pertimbangan dan secara empiris.
Ada
4 (empat) pendekatan terhadap perkembangan akuntansi:
1. Berdasarkan
pendekatan makroekonomi, praktek akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk
meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.
2. Berdasarkan
pendekatan mikroekonomi, akuntansi bekembang dari prinsip-prinsip mikroekonomi.
Tujuannya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk
bertahan hidup.
3. Berdasarkan
pendekatan independent, akuntansi berasal dari praktek bisnis dan berkembang
secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dan pertimbangan, coba-coba, dan
kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa yang konsep dan prinsipnya
diambil dari proses bisnis yang dijalankan dan bukan dari cabang keilmuan
seperti ekonomi.
4. Berdasarkan
pendekatan yang seragam, akuntansi distandariasi dan digunakan sebagai alat
untuk kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran,
pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas
pajak, dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam
mengendalikan seluruh jenis bisnis.
Akuntansi juga
dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu negara:
1. Akuntansi
dalam negara-negara hukum umum memiliki karakteristik berorientasi terhadap
”penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan penuh serta pemisahan antara
akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi hukum umum sering disebut sebagai
”Anglo Saxon”. Akuntansi ini berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke
negara-negara seperti Australia, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia, Pakistan
dan Amerika Serikat.
2. Akuntansi dalam negara-negara hukum kode
memiliki karakteristik berorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan
dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak.
Akuntansi hukum kode sering disebut ”kontinental”, dan kebanyakan ditemukan di
negara-negara Eropa Kontinental dan bekas koloni mereka di Afrika, Asia dan
Amerika.
Pembedaan antara
penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap
banyak permasalahan akuntansi, seperti :
a. Depresiasi,
di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama
masa manfaat ekonomi.
b. Sewa
guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap (properti)
diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa
guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).
c. Pensiun
dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar)
atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja
(kepatuhan hukum)
Pembedaan
antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar
terhadap banyak permasalahan akuntansi. Akuntansi hukum umum berorientasi
pada kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor luar. Akuntansi kepatuhan
hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti
perhitungan laba kena pajak atau mematuhi rencana ekonomi pemerintah nasional.
Setelah tahun 2005, seluruh perusahaan Eropa yang mencatatkan sahamnya akan
menggunakan akuntansi penyajian wajar dalam laporan konsolidasinya karena
mereka akan menggunakan IFRS.
Standar Akuntansi Internasional
IFRS
merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan olehInternational
Accounting Standard Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun
oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional
(IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal
(IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Natawidyana
(2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS
sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS)
kemudian IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang
dilakukan.
Secara
keseluruhan IFRS mencakup:
a. International Financial Reporting
Standard (IFRS).
Standar yang diterbitkan setelah tahun 2001.
b. International Accounting Standard (IAS). Standar yang
diterbitkan sebelum tahun 2001.
c. Interpretations yang diterbitkan oleh International
Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun
2001.
d. Interpretations yang
diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC)
sebelum tahun 2001.
Menurut Prof. Haim Falk menjelaskan ada empat keuntungan
menggunakan standar akuntansi internasional:
1. Berkenaan
dengan rekonsiliasi kepentingan – kepentingan khusus dari manajer – manajer
yang bertanggung jawab bagi pelaporan keuangan dan kebutuhan pemakai informasi
keuangan.
2. Keterbatasan
kapasitas penerima informasi keuangan ntuk menginterplasikan informasi semacam
itu secara tepat.
3. Kredibiltas
keseluruhan proses pelaporan keuangan dan profesi akuntansi yang mendukungnya.
4. Adanya
daya banding informasi keuangan yang diungkapkan adalah argument yang berkaitan
dengan point diatas
Manfaat adopsi IFRS
Harmonisasi
standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah di anggap sebagai suatu hal yang
mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk Indonesia sebagai
negara berkembang. Menurut Marsini Purba dalm bukunya yang berjudul “
International Financial Reporting Standards”, manfaat utama yang diperoleh
dari harmonisasi standar akuntansi dan pelaporan keuangan adalah adanya
pemahaman lebih baik atas laporan keuangan oleh pengguna laporan keuangan yang
berasal dari berbagai negara. Hal ini memudahkan perusahaan menjual sahamnya
secara lintas negara atau lintas pasar modal. Selain itu memberikan efisiensi
dalam penyusunan laporan keuangan yang menghabiskan banyak dana dan sumber dana
setiap tahunnya dan juga dapat menambah kepercayaan investor asing terhadap
laporan keuangan perusahaan-perusahaan nasional.
Membuat
perubahan ke IFRS, artinya mengadopsi bahasa pelaporan global, yang akan
membuat perusahaan dimengerti oleh global market (pasar
dunia). The Big-4 Accounting Firm mengatakan bahwa
banyak dari perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi IFRS mengalami kemajuan
yang signifikan dalam rangka memenuhi maksud mereka memasuki pasar modal dunia.
Dengan Indonesia mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan
PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan
berdasarkan IFRS. Adopsi penuh IFRS diharapkan memberi manfaat:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan
keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global.
3. Menurunkan biaya modal melalui pasar
modal global dan menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Menurut
ketua tim implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Dudi M Kurniawan
yang dimuat harian Kompas tanggal 6 Mei 2010 mengatakan bahwa dengan mengadopsi
IFRS Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus.
1. Meningkatkan kualitas Standar
Akuntansi Keuangan (SAK).
2. Mengurangi biaya SAK.
3. Meningkatkan kredibilitas dan
kegunaan laporan keuangan.
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan
keuangan.
5. Meningkatkan transparansi keuangan.
6. Menurunkan biaya modal dengan
membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal.
7. Meningkatkan efisiensi penyusunan
laporan keuangan.
Kendala adopsi IFRS di Indonesia
1. Kurang siapnya infrastruktur.
2. Kondisi peraturan perundang-undangan
yang belum tentu sinkron dengan IFRS.
3. Kurang siapnya sumber daya manusia
dan dunia pendidikan di Indonesia. Dilihat dari minimnya pengajaran dan
pembahasan topik-topik akuntansi keuangan terkait IFRS, karena IFRS belum dijadikan
mata kuliah pokok program pendidikan akuntansi di Indonesia.
4. Proses penerjemahan IFRS menjadi
PSAK. Terkadang membutuhkan waktu yang relatif lama dan terkadang juga
memberikan makna yang berbeda dengan sumber aslinya.
Kesiapan Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh
Sejak
tahun 1994, Indonesia sebenarnya telah mengadopsi sebagian besar IAS. PSAK dan
ISAK yang diberlakukan sejak tahun 1994 adalah saduran dari IAS dan SIC yang
diterbitkan sebelum tahun 1994. DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) yang
berada dibawah IAI telah mencanangkan adopsi penuh IAS dan IFRS yang telah
rampung pada tahun 2010 dan mulai menerapkannya di tahun 2012.
Indonesia
saat ini belum mewajibkan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan
IFRS melainkan masih mengacu kepada standar akuntansi keuangan lokal.
Dewan Pengurus Nasional IAI bersama-sama dengan Dewan Konsultatif SAK dan
Dewan SAK merencanakan tahun 2012 akan menerapkan standar akuntansi yang
mendekati konvergensi penuh kepada IFRS. Indonesia sebenarnya masih
memiliki banyak regulasi yang tidak mendukung sehingga adopsi penuh IFRS sulit
dilakukan.
Berdasarkan
proposal konvergensi yang telah dikeluarkan IAI, proses adopsi dibagi menjadi
tiga tahap yaitu:
1. Tahap adopsi, yaitu dengan
mengadopsi seluruh IFRS terakhir kedalam PSAK pada tahun 2008-2010.
2. Tahap persiapan, yaitu penyiapan
seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi
seluruh IFRS pada tahun 2011.
3. Tahap implementasi, yaitu penerapan
PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang
memiliki akuntabilitas publik pada tahun 2012.
Jadi,
beralih ke IFRS bukanlah sekedar pekerjaan mengganti angka-angka dilaporan
keuangan, tetapi mungkin akan mengubah pola pikir dan cara semua elemen didalam
perusahaan.
Komite Standar
Akuntansi Internasional
International
Accounting Standards Committe (IASC) merupakan badan swasta
independen yang dibentuk tahun 1973 yang bertujuan untuk mencapai keseragaman
dalam penggunaan prinsip akuntansi yang dapat digunakan untuk pelaporan
keuangan seluruh dunia. Anggota asli dari IASC adalah badan akuntansi dari 9
negara : Australia, Kanada, Perancis, Jepang, Mexico, Belanda, The United
Kingdom, the United States, dan Jerman Barat. Sejak tahun 1983, IASC telah
memasukan seluruh badan akuntansi profesional yang menjadi anggota
dari International Federation of Accountants. Sebagian besar
oraganisasi-organisasi ini merupakan asosiasi akuntan publik yang berlisensi,
akibatnya, keanggotaan IASC terdiri dari berbagai organisasi yang lebih
terbatas dibandingkan dengan apa yang dilakukan FASB. Tahun 2001 IASC
digantikan dengan IASB. IASB segera memilih untuk mempertahankan semua
pernyataan dan posisi IASC kecuali jika memang perlu untuk diganti.
Agreement and
Contitution IASB memberikan IASB otoritas untuk menyebarluaskan
standard penyajian laporan keuanagan yang telah diaudit oleh setiap organisasi
bisnis dan mengendalikan penerimaan standard di seluruh dunia. Penyelarasan
berbagai perbedaan antara standar nasional diharapkan dapat meningkatkan
keandalan dan tingkat komparatif laporan keuangan asing untuk dapat
meningkatkan ketepatan dalam pengambilan keputusan. Tujuan IASB adalah
merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi yang dapat dipatuhi dalam
penyajian laporan keuangan dan untuk mengendalikan penerimaan dan ketaatan
standard di seluruh dunia. Anggota IASB setuju untuk mendukung dan bekerja
keras untuk memastikan bahwa laporan keuangan telah telah disusun sesuai dengan
standard, auditor menegakkan standard, dan untuk persuasi kepada pemerintah,
bursa, dan lembaga lainnya untuk mendukung standard ini.
Niat asli IASC
adalah untuk menghindari rincian kompleks dan berkonsentrasi pada standard
dasar. Akibatnya, standrd IASB lebih “principal based” daripada
standard IASC yang “rule
based”. Proses penetapan standard IASB mencakup 6 tahap berikut :
Tahap pertama : Menyusun agenda.
IASB
mengevaluasi manfaat dari menambahkan item potensial ke agendanya terutama
dengan mengacu pada kebutuhan para investor. Dalam membuat keputusan ini,
IASB mengganggap:
a. Dapat
memberikan informasi yang relefan dan dapat diandalkan kepada pengguna
informasi.
b. Tersedianya
bimbingan.
c. Kemungkinan
meningkatnya konvergensi.
d. Pengembangan
kualitas standar.
e. Pembatasan
sumber.
Tahap kedua : perencanaan proyek.
Dewan memutuskan apakah akan mengerjakan proyek tersebut
sendiri atau bergabung dengan penetap standar lainnya, dan dipilih tim proyek.
Tahap ketiga: Pengembangan dan penerbitan sebuah makalah diskusi.
Dewan biasanya
menerbitkan sebuah makalah diskusi sebagai publikasi pertama pada topic utama
sebagai cara untuk menjelaskan masalah dan mengumpulkan komentar dari para
konstituen. Makalah diskusi mencakup pandangan yang komprehensif
tentang sebuah masalah, pendekatan yang memungkinkan dalam menangani masalah
tersebut, dan pandangan awal dari penulis atau dari IASBm dan ajakan untuk
memberikan komentar.
Tahap keempat: Pengembangan dan penerbitan rancangan.
Rancangan ini
menetapkan proposal yang spesifik dalam bentuk standar yang diusulkan.
Tahap kelima : Pengembangan dan penerbitan IFRS
Setelah
menyelesaikan masalah yang muncul dari rancangan, IASB mempertimbangkan untuk
mengungkapkan proposal yang telah direvisi untuk komentar public, contohnya,
dengan menerbitkan rancangan kedua. Ketika IASB puas bahwa mereka telah mencapai
kesimpulan dari masalah-masalah yang timbul dari rancangan, maka ia akan
memerintahkan stafnya untuk menyusun IFRS. Setelah proses tersebut
selesai dan semua isu yang beredar telah diselesaikan, dan setidaknya ada 9
dari 14 anggota IASB yang telah memberikan suara mendukung publikasi, IFRS akan
dikeluarkan.
Tahap keenam : Prosedur setelah keluarnya IFRS.
Setelah IFRS
keluar, staf dan anggota IASB mengadakan rapat dengan pihak yang
berkepentingan, termasuk badan penetap standar lainnya, untuk membantu dalam
memahami isu-isu tak terduga yang terkait dengan pelaksanaan praktis dan dampak
potensial dari proposal. Dasar IFRS juga mendorong kegiatan pendidikan untuk
memastikan konsistensi dalam penerapan IFRS.
Pelaporan Perkembangan Dan
Pengungkapan
Perkembangan sistem pengungkapan sangat
berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik
pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan
politik dan ekonomi, tingkat pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya,
dan pengaruh lainnya. Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong
oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan keuangan. Di Amerika Serikat,
Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan
kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju.
Di pasar-pasar tersebut, kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak
pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat ditekankan. Investor
institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini,
menuntut pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat. Di
kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara
pasar yang berkembang), Kepemilikan saham masih masih tetap sangat
terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional menjadi
sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya
memperoleh banyak informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.
Pengungkapan Sukarela
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer
memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja perusahaan
saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan
Standar Akuntansi Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai
pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa perusahaan akan mendapatkan
manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini
berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi
investasinya kepada para investor. Manajer memiliki informasi yang lebih baik
dari pihak luar mengenai performa perusahaan mereka saat ini dan ke depannya.
Manajer berinisiatif untuk mengungkap informasi seperti itu secara sukarela.
Pemilihan pengungkapan manajer mencerminkan keseluruhan akibat keperluan
pengungkapan dan insentif mereka untuk menguraikan informasi dengan sukarela.
Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh
pihak ketiga (seperti auditing) dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan
akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam mencatat
transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik
pemegang saham. Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan
bahwa para pemegang saham menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan
akurat.
Ketentuan Pengungkapan Wajib
Bursa efek dan badan regulator
pemerintah umumnya mengharuskan perusahaan perusahaan asing yang mencatatkan
saham untuk memberi informasi keuangan dan informasi non keuangan yang sama
dengan yang diharuskan kepada perusahaan domestik. Setiap informasi yang
diumumkan, yang dibagikan kepada para pemegang saham atau yang dilaporkan
kepada badan regulator di pasar domestik. Namun demikian, kebanyakan negara
tidak mengawasi atau menegakkan pelaksanaan ketentuan ”kesesuaian pengungkapan
antar wilayah (yuridiksi).” Perlindungan terhadap pemegang saham berbeda antara
satu negara dengan negara lain. Negara-negara Anglo Amerika seperti Kanada, Inggris,
dan Amerika Serikat memberikan perlindungan kepada pemegang saham yang
ditegakkan secara luas dan ketat. Sebaliknya, perlindungan kepada para pemegang
saham kurang mendapat perhatian di beberapa negara lain seperti Cina contohnya,
yang melarang insider trading (perdagangan yang melibatkan kalangan dalam)
sedangkan penegakan hukum yang lemah membuat penegakan aturan ini hampir tidak
ada.
Kebutuhan Pengaturan Pengungkapan
Untuk melindungi investor, sebagian
besar bursa sekuritas menentukan laporan dan kebutuhan pengungkapan pada
perusahaan domestik dan asing yang mencari akses untuk pasar mereka.
Pengungkapan yang menyeluruh dan dapat dipercaya akan meningkatkan kepercayaan
investor, dimana akan meningkatkan likuiditas, mengurangi biaya transaksi, dan
meningkatkan kualitas pasar keseluruhan.
Pembahasan Laporan Keuangan Sec Amerika Serikat
Secara
umum SEC mewajibkan pendaftar asing untuk melengkapi informasi keuangan yang
pada hakikatnya sama dengan yang dibutuhkan perusahaan domestik. Syarat laporan
keuangan SEC bagi perusahaan asing menghalangi mereka dari pembuatan sekuritas
mereka yang ada di AS, sebaliknya sistem akuntansi dan pengungkapan terkini
melindungi investor dan memastikan kualitas pasar modal AS.
Praktik Pelaporan Dan Pengungkapan
Aturan pengungkapan sangat berbeda
di seluruh dunia dalam beberapa hal seperti laporan arus kas dan perubahan
ekuitas, transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva dan
kewajiban keuangan dan laba per saham. Pada bagian ini perhatian dipusatkan pada:
- Pengungkapan informasi yang
melihat masa depan“Informasi yang melihat ke masa depan” yang mencakup:
- ramalan pendapatan, laba
rugi, laba rugi per saham (EPS), pengeluaran modal, dan pos keuangan
lainnya
- informasi prospektif mengenai
kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu pasti bila
dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiskal, dan proyeksi
jumlah
- laporan rencana manajemen dan
tujuan operasi di masa depan.
- Kebanyakan perusahaan di
masing-masing negara menyajikan pengungkapan informasi mengenai rencana
dan tujuan manjemen. Sebaliknya lebih sedikit perusahaan yang
mengungkapkan ramalan, dari paling rendah dua perusahaan di Jepang dan
paling tinggi 31 perusahaan di Amerika Serikat. Kebanyakan ramalan di AS
dan Jerman menyangkut pengeluaran modal, bukan laba dan penjualan.
2. Pengungkapan segmen
Permintaan
investor dan analis akan informasi mengenai hasil operasi dan keuangan segmen
industri tergolong signifikan dan semakin meningkat. Contoh, para analis
keuangan di Amerika secara konsisten telah meminta data laporan dalam bentuk
disagregat yang jauh lebih detail dari yang ada sekarang. Standar Pelaporan
Keuangan Internasional (IFRS) juga membahas pelaporan segmen yang sangat
mendetail. Laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami
secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam suatu perusahaan berpengaruh
terhadap keseluruhan perusahaan.
3. Laporan arus kas dan arus dana IFRS
dan standar akuntansi di Amerika Serikat, Inggris, dan sejumlah besar
negara-negara lain mengharuskan penyajian laporan arus kas.
4. Pengungkapan tanggung jawab sosial
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukkan rasa tanggung jawab kepada
sekelompok besar yang disebut sebagai pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) – karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah, kelompok aktivis,
dan masyarakat umum. Informasi mengenai kesejahteraan karyawan telah lama
menjadi perhatian bagi organisasi buruh. Bidang permasalahan yang yang menjadi
perhatian terkait dengan kondisi kerja, keamanan pekerjaan, kesetaraan dalam
kesempatan, keanekaragaman angkatan kerja dan tenaga kerja anak-anak.
Pengungkapan karyawan juga diminati oleh para investor karena memberikan
masukan berharga mengenai hubungan kerja, biaya, dan produktivitas
perusahaan.
5. Pengungkapan khusus bagi para
pengguna laporan keuangan non domestik dan atas prinsip akuntansi yang
digunakan Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi
para pengguna laporan keuangan nondomestik. Pengungkapan yang dimaksud seperti
:
- ”Penyajian ulang untuk
kenyamanan” informasi keuangan ke dalam mata uang non domestic
- Penyajian ulang hasil dan
posisi keuangan secara terbatas menurut keompok kedua standar akuntansi
- Satu set lengkap laporan keuangan yang disusun sesuai
dengan kelompok kesua standar akuntansi; dan beberapa pembahasan mengenai
perbedaan antara prinsip akuntansi yang banyak digunakan dalam laporan
keuangan utama dan beberapa set prinsip akuntansi yang lain.
Banyak perusahaan di negara-negara
yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama juga melakukan
penerjemahan seluruh laporan tahunan dari bahasa negara asal ke dalam bahasa
Inggris. Juga, beberapa perusahaan menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan
standar akuntansi yang diterima secara lebih luas daripada standar domestik
(khususnya IFRS atau GAAP AS) atau yang sesuai dengan baik standar domestik
maupun kelompok kedua prinsip akuntansi.
Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan berhubungan
dengan alat-alat internal yang digunakan untuk menjalankan dan mengendalikan
sebuah perusahaan – tanggung jawab, akuntabilitas dan hubungan di antara para
pemegang saham, anggota dewan dan para manajer yang dirancang untuk mencapai
tujuan perusahaan. Masalah-masalah tata kelola perusahaan antara lain meliputi hak
dan perlakuan kepada pemegang saham, tanggung jawab dewan, pengungkapan dan
transparansi dan peranan pihak-pihak yang berkepentingan. Praktik tata kelola
perusahaan semakin mendapat perhatian dari para regulator, investor dan analis.
Pengungkapan Dan Pelaporan Bisnis Melalui Intern
World Wide Web semakin banyak
digunakan sebagai saluran penyebaran informasi, dimana media cetak sekarang
memainkan peranan sekunder. Bahasa Pelaporan Usaha (Extensible Business
Reporting Language – XBRL) merupakan tahap awal revolusi pelaporan keuangan.
Bahasa komputer ini dibangung ke dalam hampir seluruh software untuk pelaporan
akuntansi dan keuangan yang akan dikeluarkan di masa depan, dan kebanyakan
pengguna tidak perlu lagi mempelajari bagaimana mengolahnya sehingga secara
langsung dapat menikmati manfaatnya.
Pengungkapan Laporan Tahunan Di Negara-Negara Pasar Berkembang
Pengungkapan laporan tahunan
perusahaan di negara-negara pasar berkembang secara umum kurang ekstensif dan
kurang kredibel dibandingkan dengan pelaporan perusahaan di negara-negara maju.
Sebagai contoh, pengungkapan yang tidak cukup dan yang menyesatkan dan
perlindungan konsumen yang terabaikan disebut-sebut sebagai penyebab krisis
keuangan Asia Timur di tahun 1997. Tingkat pengungkapan yang rendah di negara-negara
pasar berkembang tersebut konsisten dengan sistem tata kelola perusahaan dan
keuangan di negara-negara itu. Pasar ekuitas tidak terlalu berkembang, bank dan
pihak internal seperti kelompok keluarga menyalurkan kebanyakan kebutuhan
pendanaa dan secara umum tidak terlalu banyak adanya kebutuhan akan
pengungkapan publik yang kredibel dan tepat waktu, bila dibandingkan dengan
perekonomian yang lebih maju. Namun demikian, permintaan investor atas
informasi mengenai perusahaan yang tepat waktu dan kredibel di Negara-negara
pasar berkembang semakin banyak regulator memberikan respons terhadap
permintaan ini dengan membuat ketentuan pengungkapan yang lebih ketat dan
meningkatkan upaya-upaya pengawasan dan penegakan aturan.
Implikasi Bagi Para Pengguna Laporan Keuangan Dan Para Manajer
Para manajer dari banyak perusahaan
terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang
bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di
seluruh dunia. Manajer di negara-negara yang secara tradisional memiliki
pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah menerapkan kebijakan
peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan
bagi perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan
pengungkapan yang lebih banyak dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh
para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen dan
rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang
memiliki kebijakan pengungkapan yang ketat.
Perbedaan Harmonisasi & Standart
Akuntansi Internasional
Pada dasarnya standar akuntansi merupakan pengumuman atau
ketentuan resmi yang dikeluarkan badan berwenang di lingkungan tertentu tentang
pedoman umum yang dapat digunakan manajemen untuk menghasilkan laporan
keuangan. Dengan adanya standar akuntansi, laporan keuangan diharapkan dapat
menyajikan informasi yang relevan dan dapat dipercaya kebenarannya. Standar
akuntansi juga digunakan oleh pemakai laporan keuangan seperti investor,
kreditor, pemerintah, dan masyarakat umum sebagai acuan untuk memahami dan
menganalisis laporan keuangan sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil
keputusan yang benar. Dengan demikian, standar akuntansi memiliki peranan
penting bagi pihak penyusun dan pemakai laporan keuangan sehingga timbul
keseragaman atau kesamaan interpretasi atas informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan.
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam
standar akuntansi. Yang pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan
keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar
akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan
dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua
adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai
dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan
maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga
yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk
mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam
laporan keuangan.
Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan. Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan
bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.
Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi)
atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan.
Keempat hal itulah yang diusahakan oleh negara barat untuk
diharmonisasikan secara internasional. Mereka percaya bahwa harmonisasi standar
akuntansi internasional akan meningkatkan daya banding laporan keuangan secara
internasional, dapat menghemat biaya terutama bagi penyaji dan pemakai laporan
keuangan, dan memperbaiki standar akuntansi nasional masing-masing negara
(Turner 1983).
Sebagai respon atas kebutuhan harmonisasi standar akuntansi,
berbagai upaya telah dilakukan oleh negara kapitalis. Salah satunya adalah
dengan dengan mendirikan International Accounting Standard Committee
(IASC) pada tahun 1973, yang sekarang berubah nama menjadi International
Accounting Standard Board (IASB). Jumlah keanggotaan IASC sampai sekarang
meliputi lebih dari 150 organisasi profesi akuntansi yang berasal dari negara
maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Tujuan utama badan ini adalah
memformulasikan standar akuntansi yang dapat diterapkan secara internasional.
Sampai sekarang IASB telah mengeluarkan lebih dari 50 standar akuntansi.
Meskipun IASB berhak untuk menetapkan dan mengeluarkan standar akuntansi, badan
tersebut tidak memiliki kekuatan hukum untuk memaksakan penerapan standar
akuntansi yang dihasilkan.
Adopsi penuh dan harmonisasi terhadap IFRS memiliki arti
yang berbeda. Adopsi penuh adalah mengadopsi secara penuh tanpa adanya
perubahan-perubahan untuk diterapkan di suatu Negara. Berbeda dengan adopsi
penuh, harmonisasi IFRS memiliki sifat lebih fleksibel dan terbuka. Harmonisasi
standar pertama kali dikenalkan oleh European Commision (EC). Harmonisasi
berarti juga sebagai sekelompok Negara yang menyepakati suatu standar akuntansi
yang mirip, namun mengharuskan adanya pelaksanaan yang tidak mengikuti standar
harus di ungkapkan.
Sedangkan
bagi Indonesia terhadap IFRS, IAI mendukung harmonisasi standar akuntansi
melalui adopsi dan adaptasi IAS. Meskipun dengan adanya IFRS tidak semua Negara
dapat menerima yang disebabkan dengan perbedaan-perbedaan ditiap Negara. Namun
tetap perlu adanya yang menjembatani agar Standar Akuntansi Keuangan sejalan
dengan IFRS yaitu dengan melakukan harmonisasi bahkan konvergensi terhadap
IFRS. Adanya harmonisasi bahkan konvergensi terhadap IFRS maka diharapkan
informasi akuntansi memiliki kualitas utama yaitu komparabilitas dan relevansi.
Konvergensi Akuntansi Internasional
Konvergensi Akuntansi Internasional
“ Pemerintah amerika pada tahun 2010 telah prepare dan menseleksi kemampuan
yang ada dinegaranya. Dewan standar akuntansi internasional di amerika terdiri
Independent dan standar sektor swasta, Entitas non Pemerintah, Tidak untuk
kepetingan organisasi, Ditempatkan dilondon dan Terdapat 14 pelanggan. Dewan
standar akuntansi Internasional ini didanai melalui kegiatan-kegiatan
penggalangan dana dari wali. Standar yang ada untuk akuntansi keuangan dibuat
oleh dewan standar dimasing-masing Negara. Dewan standar tersebut menyusun
standar akuntansi yang berlaku didalam Negara dan dipakai oleh entitas yang ada
di Negara tersebut, karena standar akuntansu dibuat dan disusun oleh
masing-masing dewan standar ditiap Negara. Stabdar akuntansi yang terdapat di
Amerika Serikat memperbolehkan goodwiil aplikasi dan dijadikan beban jika
goodwill tersebut mengalamai penurunan nilai dan di beberapa Negara lainnya
goodwill dapat diamortisasikan dengan periode yang berbeda-beda.
Perbandingan Standar Akuntansi Keuangan: Indonesia, Amerika Serikat, dan Internasional.
Untuk
melihat terjadinya perbedaan praktek akuntansi di
berbagai negara di dunia ini, berikut ini
disampaikan contoh Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang berlaku di Indonesia, Amerika
Serikat (Financial Accounting Standard Board/FASB)
dan Stadar Akuntansi Internasional (International
Accounting Standard/IAS) atau International Financial Report
Standard (IFRS).
1. Standar Akuntansi Keuangan Indonesia
Indonesia
sebagai salah satu negara yang sedang berkembang tentu
saja sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan
negara maju seperti Amerika Serikat maupun negara maju lainnya baik
dalam praktek bisnis maupun standar dan
praktek akuntansinya. Praktek bisnis yang telah
berkembang di negara maju dan telah dibuat
standar akuntansinya namun praktek bisnis tersebut
belum berkembang di Indonesia tentu saja belum memerlukan standar
akuntansi. Sementara praktek bisnis yang
berkembang di Indonesia namun tidak berkembang
di negara lainnya termasuk di negara-negara
maju, maka dibuat standar akuntansinya seperti
standar akuntansi untuk perbankan syariah.
2. Standar Akuntansi Keuangan Amerika
Serikat
Amerika
merupakan salah satu Negara maju di dunia yang mempunyai
pengaruh politik, ekonomi, sosial budaya termasuk
akuntansi terhadap sesama Negara maju maupun
Negara berkembang sangat kuat. Dapat diibaratkan
apa yang terjadi di Amerika sekarang secara
perlahan atau cepat akan ditiru di Negara
lain. Khusus mengenai praktek bisnis di
Amerika berkembang begitu pesat yang pada
akhirnya memerlukan standard praktek akuntansi
yang berkembang pula sesuai dengan perkembangan
bisnis yang terjadi. Bila dibandingkan dengan
Standar Akuntansi Keungan Indonesia maupun Standar
Akuntansi Internasional maka standar akuntansi
keuangan di Amerika jauh lebih banyak
akibat praktek bisnis yang memang lebih beragam.
3. Standar Akuntansi Internasional (IAS
/ IFRS)
International
Accounting Standard/International Financial Reporting
Standard dikeluarkan oleh International Accounting
Standard Board atau Badan Standar Akuntansi
Internasional. Mengingat tujuan penyusunan standar akuntansi
tersebut untuk dapat dipergunakan sebanyak mungking negara di dunia
maka dalam penyusunan standar akuntansi tertentu
saja Badan Standar Akuntansi Internasionalmempertimbangkan
kondisi sebagian besar negara sehingga sesuai dengan
kebutuhan mereka. Bila kita bandingkan dengan
standar akuntansi Amerika maka dari segi
jumlah standar yang dikeluarkan Badan
Standar Akuntansi Internasional jauh lebih
sedikit karena memang mereka tidak mengacu
pada perkembangan bisnis dan kebutuhan akuntansi
di Amerika saja melainkan pada sebagian
besar negara sehingga standar akuntansi yang
mereka keluarkan dapat diadopsi baik sebagian maupun sepenuhnya.
Ketiga standar akuntansi tersebut baik yang
berlaku di Indonesia, Amerika Serikat, dan standar Internasional,
maka secara kuantitas jelas tampak perbedaan
yang nyata. Bila melihat dari segi jumlah
standar maka standar akuntansi di Indonesia
bila dibandingkan dengan Amerika Serikat hanya
kurang lebih sepertiganya saja sementara bila
dibandingkan dengan standar akuntansi internasional
standar akuntansi di Indonesia lebih banyak. Perbedaan
jumlah standar akuntansi di Amerika yang jauh
lebih banyak dari Indonesia dapat dijelaskan
bahwa tingkat perkembangan ekonomi Amerika jauh
lebih maju bila dibandingkan dengan Indonesia
sehingga di Amerika telah berkembang berbagai
jenis instrumen yang dapat dikategorikan ke dalam
rekening harta, kewajiban, maupun ekuitas.
Sementara
bila di Indonesia ada standar akuntansi yang sudah berlaku di Amerika
tetapi belum ada di Indonesia menunjukkan bahwa untuk
Indonesia hal tersebut masih dipandang belum
mendesak atau penting mengingat frekuensi terjadinya masih rendah atau bahkan
belum timbul sama sekali. Sementara standar akuntansi
internasional yang lebih sedikit bila
dibandingkan dengan Amerika bahkan Indonesia dapat dijelaskan bahwa
standar akuntansi internasional berusaha sebanyak mungkin
dapat mengadopsi berbagai keragaman standar
akuntansi di berbagai negara di dunia.
Standar akuntansi internasional tersebut diharapkan banyak
negara yang dapat mengadopsi atau menggunakan standar
yang ada untuk diberlakukan di negara
masing-masing. Semakin banyaknya negara yang
menggunakan standar akuntansi internasional berarti
telah terjadi penyeragaman standar akuntansi
meskipun belum sepenuhnya, mengingat seperti di
Amerika berarti masih ada standar akuntansi
lainnya yang belum tercakup dalam standar akuntansi internasional.
Sumber :
-
http://rotualilis.blogspot.co.id/2014/04/sejarah-dan-perkembangan-akuntansi.html